JAKARTA - Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Ketua DPP PKS, Aboebakar Alhabsyi mengparesiasi 38 orang susunan kabinet yang diumumkan oleh Presiden Ir Joko Widodo (Jokowi).

 "Saya mengapresiasi susunan Kabinet yang diumumkan tadi dari 38, sebanyak 21 berasal dari kalangan profesional. Ini berarti setidaknya ada 55 persen para menteri berasal dari kalangan profesional, sedangkan yang sisanya sebanyak 45% berasal dari partai politik," ungkapnya, Rabu (23/10/2019) di Jakarta.

Menurutnya hal tersebut tidak dalam dikotomi keduanya, karena katanya lagi, bisa jadi yang dari partai politik juga profesional dibidangnya. "Saya juga mengapresiasi diambilnya nama nama profesional yang sangat jauh dari dunia politik," tegasnya.

Dicontohkannya, penunjukan dr Terawan sebagai Menkes, Wisnutama sebagai Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif, Eric Thohir sebagai Menteri BUMN.

"Bisa jadi banyak ide besar dan kreatif yang mereka bawa untuk mengembangkan kementerian. Saya kira ini adalah langkah berani dari presiden yang bisa membawa harapan baru bagi masyarakat," tandasnya.

Kemudian lanjut dia, beberapa nama menteri yang diperkenalkan presiden adalah para incumbent yang selama ini memang telah diakui kemampuannya mengelola kementerian.

"Misalkan saja Ibu Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, atau Ibu Retno Marsudi di Kementerian Luar negeri’ ujarnya.

Nama-nama tersebut menurutnya pasti tidak akan diragukan oleh publik, karena selama ini dinilai memiliki kinerja yang baik.

Namun kata dia, ada juga nama yang mungkin juga terlihat asing pada pos kementerian yang ditugaskan. Misalkan saja, Nadiem Makarim dari CeO Gojek diberikan tugas sebagai menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini kata dia tentunya publik bertanya latar belakang penunjukan pebisnis sebagai menteri pendidikan.

"Tentu saya tidak meragukan kemampuan Mas Nadiem Makarim dalam mengelola bisnis, namun tak salah juga jika saya mengkhawatirkan nasib dunia pendidikan kita kedepan," terang dia.

Hal itu terang dia akan dilihat seperti ada gambling pada dunia pendidikan kedepannya. "Padahal ini adalah sektor yang sangat menentukan masa depan bangsa," pungkasnya.***