PEKANBARU - Basarnas Pekanbaru berhasil menemukan korban bernama Nerhak (50), Rabu (13/2/2019) sekitar pukul 16.15 WIB. Nerhak ditemukan dalam kondisi mengapung dan meninggal dunia. Korban hilang atau tenggelam sudah tiga hari lamanya.

Hal itu diungkapkan Kasubsi Ops SAR Basarnas Pekanbaru, Jacky Chan kepada GoRiau.com. Jarak penemuan korban dari lokasi kapal dihantam gelombang tinggi cukup jauh, sekitar kurang lebih 10 NM.

"Korban pun sudah dibawa ke rumah duka di Desa Alay, Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau," kata Jacky

Berita GoRiau.com sebelumnya, nahkoda Kapal Motor (KM) Rizki GT 6 Sulaiman alias Bacok menceritakan kepada pihak Basarnas Pekanbaru bagaimana kapal yang bermuatan kayu bakau yang akan dibawa ke Malaysia dihantam gelombang tinggi di Perairan Kembung, Kabupaten Bengkalis, Riau.

Humas Basarnas Pekanbaru, Kukuh Widodo mengatakan, sebagaimana dikatakan Sulaiman saat menceritakan kepada pihak Basarnas Pekanbaru, saat itu kapal yang dihantam gelombang tinggi miring. Ketika itu Sulaiman, Iskandar dan Nehrak meloncat ke laut, karena takut kapal tenggelam.

"Usai meloncat dirinya dan Iskandar timbul kembali ke permukaan laut, namun Nerhak rekannya tidak kelihatan lagi. Saat itu Sulaiman lebih dulu naik ke atas kapal. Melihat Iskandar sudah mulai lemas, dirinya melempar tali agar Iskandar bisa naik ke atas kapal," kata Kukuh.

Sulaiman dan Iskandar sebelum kembali ke Pelabuhan Alay, Kecamatan Tebing Tinggi Barat (Kabupaten Kepulauan Meranti), sambung Kukuh, sempat mencari Nerhak namun tidak menemukannya.

"Darwis, abang dari Nerhak saat ini ikut mencari keberadaan adiknya. Darwis bersama Sulaiman ikut mencari Nerhak di atas kapal Basarnas Pekanbaru. Saat terjun ke laut, Nerhak tidak menggunakan pelampung, apalagi Nerhak tidak pandai berenang," ungkapnya. ***