MENTAWAI - Masyarakat yang tinggal di pulau-pulau terluar Indonesia masih menunggu langkah cepat pemerintah terkait realisasi pemerataan bantuan pendidikan dan kesehatan. Program bantuan pemerintah yang dikemas dalam Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) misalnya, belum sepenuhnya menyentuh masyarakat di perbatasan dan pulau terluar Indonesia.

Salah satunya masyarakat yang tinggal di Dusun Gorottai, Siberut Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Tercatat, hanya dua Kepala Keluarga (KK) yang sudah menerima KIS, dari total 13 KK yang mendiami dusun kecil di tepi Sungai Terekan ini. Sementara itu belum ada KIP yang tersalurkan, meski hanya ada empat anak usia sekolah yang mendiami dusun kecil tersebut.

Salah satu tokoh masyarakat Gorottai, Tarianus, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah mendaftarkan seluruh keluarga untuk mengakses KIS. Apalagi, layanan kesehatan di tempat tinggalnya sangat terbatas. Hanya ada dua perawat yang sekali setiap bulannya datang berkunjung ke dusun. Perahu motor merupakan satu-satunya akses menuju Gorottai dengan menyusuri Sungai Terekan selama satu hingga dua jam. Ditambah perjalanan darat, paling tidak dibutuhkan waktu empat jam untuk mencapai dusun yang hanya dihuni 30-an jiwa ini.

"Tapi paling tidak, kepedulian Puskesmas Siberut Utara kami rasa cukup. Setiap bulannya mereka datangi kami meski medannya susah. Obatnya gratis," ujar Tarianus, Ahad (7/1).

Meski begitu, Tarianus tetap mendamba adanya KIS dan KIP bagi masyarakat Gorottai. Paling tidak, lanjutnya, akses bantuan pemerintah bisa meringankan beban mereka di kemudian hari, terutama dalam hal pendidikan dan kesehatan.

Salah satu perawat yang bertugas di Gorottai, Agustina Sagurung, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan pendataan seluruh KK yang mendiami Dusun Gorottai dan dusun-dusun lain yang berada di Siberut Utara. Seluruh data tersebut, lanjutnya, sudah dikirim ke Dinas Kesehatan Kepulauan Mentawai dan kini menunggu distribusi JKN-KIS. Namun ia menegaskan, meski JKN-KIS belum dipegang fisiknya, Puskemas Siberut Utara tetap melayani seluruh penduduk yang tinggal di pedalaman secara cuma-cuma.

"Pendataan (KIS) dilakukan pihak desa dan puskesmas. Sudah kami kirim ke Dinas Kesehatan. Tinggal nunggu kapan datangnya," ujar Tina.

Tina sendiri merupakan satu dari dua perawat yang secara rutin berkunjung ke Dusun Gorottai setiap satu kali dalam sebulan. Butuh waktu hingga empat jam perjalanan darat dan sungai untuk menuju Gorottai dari pusat kecamatan Siberut Utara. Menurutnya, keberadaan JKN-KIS akan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang tinggal di pedalaman dan penduduk dengan ekonomi lemah.

"Namun puskesmas mendapat anggaran untuk tetap melayani mereka. Gratis," katanya.

Berdasarkan data dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Padang, jumlah masyarakat yang terdaftar menjadi peserta JKN-KIS mencapai 1,5 juta jiwa atau 70,53 persen dari jumlah penduduk di lima kabupaten/kota yang ditangani Kantor BPJS Padang. Kelima daerah tersebut yakni Kota Padang, Kota Pariaman, Kabupaten Padangpariaman, Kabupaten Pesissir Selatan, dan Kabupaten Kepulauan Mentawai. ***