KAMPAR - Di Desa Tanjung Barulak, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, ada sebuah masjid yang telah berusia 115 tahun dan merupakan masjid tertua di Kampar. Namanya, Masjid Jami' Air Tiris Jalan Pasar Usang yang dibangun pada tahun 1901 Masehi dan masih terlihat kokoh hingga saat ini.

Dibalik kekokohan Masjid Jami' Air Tiris ternyata menyimpan banyak misteri yang tidak terpecahkan. Salah satunya tentang keberadaan batu besar yang berbentuk seperti kepala kerbau yang sering berpindah-pindah tempat tanpa ada seorang pun yang memindahkannya.

Masjid yang terletak di Jalan Pasar Usang Desa Tanjung Barulak, Kecamatan Kampar, Kampar ini dibangun pada tahun 1901 Masehi oleh seorang ulama bernama Engku Mudo Songkal yang lahir tahun 1826 dan meninggal pada tahun 1927.

Saat pembangunan masjid, para ninik-mamak yang disebut "Nini Mamak Nan Dua Belas" dari berbagai suku yang ada dalam seluruh kampung bergotong royong. Lalu akhirnya tahun 1904, masjid yang bangunannya berasal dari kayu dan menggunakan pasak ini selesai dibangun dan diresmikan oleh seluruh masyarakat Air Tiris dengan menyembelih 10 ekor kerbau.

"Sewaktu pembangunannya sama sekali tidak menggunakan paku. Semua mengandalkan pasak kayu, hanya saja kemarin ada renovasi loteng jadi menggunakan paku," ungkap pengurus Masjid Jami' Air Tiris, Zukri Abdullah kepada GoRiau.com, Minggu (12/6/2016) di Kampar.

Sementara itu, jika dilihat arsitektur Masjid Jami' Air Tiris memadukan arsitektur Melayu dan Cina, dengan atap berbentuk limas dan ukiran pada dindingnya mirip dengan ukiran yang terdapat di dalam masjid di Pahang, Malaysia.

Selain telah masuk cagar budaya sesuai UU 11 Tahun 2010 oleh BPCB Sumbar, Riau, dan Kepulauan Riau, Masjid Jami' Air Tiris diresmikan pada tanggal 31 Desember 2000 oleh Bupati Kampar, H Beng Sabli.

Misteri Masjid Jami' Air Tiris

Di dalam bak tempat wudhu Masjid Jami', ada sebuah batu yang bebentuk mirip kepala kerbau yang konon bisa memberikan kesembuhan bermacam penyakit dengan cara membasuh dan digunakan mandi. Namun, siapapun yang melakukan hal tersebut diperingatkan agar tidak terjerumus ke perbuatan syirik. Menurut cerita Zukri, wisatawan lokal kerap datang untuk mandi dengan air di bak batu kepala kerbau tersebut untuk menyembuhkan penyakit.

"Batunya suka berpindah-pindah sendiri, mustahil dipindahkan orang karena batu ini beratnya puluhan kilo. Kadang batu ini ada di dalam sumur masjid, beberapa hari kemudiannya pindah lagi ke atas. (bak,red). Kebetulan setiap wisatawan yang mandi dengan air ini alhamdulillah sembuh dari keluhan sakitnya. Pastinya karena doa-doanya kepada Allah SWT didengar dengan perantara air disini," ulas Zukri.

Contoh misteri lainnya, sewaktu banjir melanda di perkampungan ini, Masjid Jami' Air Tiris selamat dari terjangan banjir. Ketika semua rumah panggung disekitarnya terendam banjir, nyatanya air banjir tidak menyentuh masjid ini sedikit pun.

"Air yang ada di sekeliling masjid seperti mencekung ke bawah gitu. Jadi air tidak sampai masuk ke masjid," kata Zukri lagi.

Bahkan menurut cerita turun temurun dikeluarga Zukri, sewaktu penjajahan dulu, Belanda sering kali berencana untuk membakar masjid ini namun tak pernah berhasil. ***