DUMAI, GORIAU.COM - Tim terpadu pemantau dampak lingkungan terus bekerja mengumpulkan barang bukti seperti sampel dugaan pencemaran lingkungan oleh PT pertamina RU II Dumai yang dilakukan paska terjadinya ledakan dari dalam kilang minyak PT Pertamina RU II Dumai pada 16 Februari 2014 lalu.

Pengambilan sampel oleh tim terpadu guna mengkaji kelayakan tuntutan warga Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti yang menuntut agar pertamina RU II Dumai merelokasi warga dari ring 1 Kilang Minyak Pertamina yang hanya dibatasi oleh tembok beton setinggi 4 meter.

Sekretaris Tim terpadu dampak lingkungan, Basri yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Dumai mengatakan, sampel yang sudah diambil akan diuji di lab, hasilnya akan segera dilaporkan kepada Ketua Tim Terpadu yang juga Sekretaris Daerah Kota Dumai Drs Said Mustafa.

Kepala KLH Dumai Basri usai menghadiri upacara Hardiknas akhir pekan kemarin menjelaskan, pengambilan sampel untuk menguji dugaan pencemaran lingkungan oleh Pertamina RU II Dumai yang telah dilaporkan warga tanjung palas sekaligus menguji kelayakan tuntutan warga Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Jaya Mukti Kecamatan Dumai Timur yang menuntut untuk direlokasi dari ring 1 kilang minyak Pertamina RU II Dumai.

Saat ditanya, sampel apa saja yang sudah diambil untuk di uji lab, Basri masih enggan menyampaikannya kepada media. Menurut Basri, yang berhak menyampaikan informasi itu wewenang Ketua Tim Terpadu.

Dan terkait ditundanya rapat pembahasan hasil kerja tim pemantau dampak lingkungan kilang minyak PT Pertamina RU II Dumai yang gagal dilaksanakan pada Rabu (30/04) lalu diakibatkan ketidakhadiran pihak Pertamina RU II Dumai.

''Tim terpadu akan menjadwalkan kembali rapat pekan depan. Batalnya rapat kemarin akibat tidak ada satupun pihak PT Pertamina RU II yang hadir memenuhi undangan tim terpadu,'' sebutnya kesal.

Sebelumnya, Wakil ketua Tim terpadu, Timo Kipda yang juga Ketua Komisi I DPRD Dumai mengatakan, tim terpadu akan memeriksa Amdal Pertamina, hingga kelayakan peralatan yang ada di kilang pertamina RU II Dumai, mengukur kebisingan dan uji kualitas udara disekitar areal kilang yang dihirup jutaan orang yang tinggal disebalik tembok Pertamina RU II Dumai.

Dan dijelaskannya, permintaan relokasi muncul setelah terjadi insiden ledakan hebat dari dalam dikilang minyak Pertamina RU II pada Februari lalu.

Khalifah Despianto selaku Koordinator Warga Tanjung Palas Dan Jaya Mukti menegaskan, bahwa warga Tanjung Palas dan Jaya Mukti sudah tidak nyaman lagi berada di ring 1 kilang minyak Pertamina RU II Dumai.

''Kami memiliki hak untuk hidup aman dan nyaman, kami menuntut relokasi ke tempat yang lebih baik, aman dan nyaman, kalau tidak Pertamina yang harus pindah,'' tegas Khalifah Despianto.

Diberitakan sebelumnya, guncangan hebat terjadi akibat ledakan dahsyat yang terjadi dari dalam kilang Pertamina, guncangan terasa hingga radius kiloan meter, selain mengalami ketakutan yang mendalam warga hingga kini masih trauma dengan kejadian itu dan kawatir kejadian serupa kembali terjadi.

Akibatnya ribuan warga dari Kelurahan Tanjung Palas dan Jaya Mukti meminta agar Pertamina RU II merelokasi seluruh warga yang tinggal diring 1. Dan untuk menyita perhatian Pertamina, ratusan warga sempat melakukan aksi demontrasi besar-besaran didepan pintu masuk kilang minyak Pertamina RU II Dumai.

Selain menggelar aksi demontrasi, ratusan warga juga mendatangi kantor DPRD Dumai untuk mengadukan tuntutan mereka. Bahkan untuk menenangkan warga, Pemerinatah Kota Dumai akhirnya membentuk tim terpadu penyelesaian permasalahan relokasi rumah masyarakat yang diketuai oleh Sekdako Dumai Drs Said Mustafa. Setelah dibentuk pada 20 Maret 2014 lalu, tim terpadu terus melakukan rapat  koordinasi. (dcp)