NEW DELHI -- Polisi India berhasil membongkar kasus vaksin palsu Covid-19. Celakanya, sebelum terbongkar, sedikitnya 2.500 orang sudah tertipu, menerima suntikan vaksin palsu tersebut.

Dikutip dari BBC Indonesia, polisi mengatakan, sekitar 2.000 warga di Mumbai disuntik dengan vaksin Covid-19 yang ternyata adalah larutan garam itu.

Di Kolkata, sekitar 500 orang, banyak di antaranya penyandang disabilitas, juga menjadi korban vaksin palsu itu, seperti dilansir BBC Indonesia Sabtu (26/6/2021).

Sepuluh orang yang diduga menawarkan vaksin palsu Covid-19 telah ditangkap, termasuk 2 dokter yang berpraktik di rumah sakit swasta di Mumbai, ungkap polisi.

Di Kolkata, polisi menangkap satu orang yang mengaku sebagai aparatur sipil negara. Ia diduga menjalankan 6 pusat vaksinasi Covid-19.

Polisi membongkar kasus vaksin palsu setelah menerima laporan dari politisi setempat yang menaruh curiga.

Ia sendiri sempat mendapat suntikan vaksin Covid-19 yang ternyata larutan garam tersebut.

Seorang warga yang menerima vaksin palsu Covid-19 mengungkapkan ia tadinya tidak menaruh curiga dan tidak memperkirakan akan mendapatkan suntikan abal-abal.

''Yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan vaksin sebelum datangnya gelombang ketiga (pandemi virus corona),'' kata seorang warga.

Gencarkan produksi vaksin dalam negeri

India saat ini meningkatkan produksi vaksin Covid-19 di tengah 'tsunami' kasus di gelombang kedua.

Pemerintah berencana menggunakan vaksin Covid-19 versi lokal, Novavax, yang akan diproduksi oleh Serum Institute of India (SII).

Vaksin Novavax ini lebih dari 90 persen efektif dalam uji coba klinik tahap akhir di Amerika Serikat, kata SII.

Pemerintah juga sudah memesan 300 juta dosis vaksin Novavax dari perusahaan India, Biological E.

Sejauh ini 260 juta warga disuntik vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan izin, yaitu Covishield, Covaxin dan Sputnik V.

Jumlah total kasus Covid-19 di India sudah menembus 29 juta, yang tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat yang mencatat lebih dari 33 juta kasus.

Angka kematian tercatat lebih dari 300.000 orang, yang tertinggi ketiga, setelah AS dan Brasil.

Pemerintah memasang target menyuntik seluruh warga pada akhir 2021, tetapi program ini terkendala dengan kelangkaan pasokan dan keengganan warga untuk menerima suntikan.

Saat ini, tersedia 2 vaksin Covid-19 buatan dalam negeri, yaitu Covishield dan Covaxin. Vaksin Sputnik V buatan Rusia juga sudah mengantongi izin dan dipakai dalam jumlah terbatas.

Pemerintah juga sedang mempertimbangkan beberapa kandidat lain, yang tengah diuji untuk memastikan keselamatan dan efikasi.

Di antaranya adalah ZyCov-Di, yang dikembangkan Zydus-Cadila.

Sementara itu, Biological E akan memproduksi vaksin yang dikembangkan perusahaan AS, Johnson & Johnson.

Perusahaan Bharat BioTech saat ini mengembangkan vaksin yang diteteskan melalui hidung.***