JAMBI -- Sebanyak 30 orang warga Muslim di Perumahan Bogenvile, Kelurahan Kenali Besar, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi, Provinsi Jambi, tak sengaja memakan daging babi saat merayakan Idul Fitri 1442 H pada 13 Mei 2021 lalu.
Dikutip dari Sindonews.com, peristiwa yang menggemparkan publik Kota Jambi ini bermula ketika warga satu RT tersebut memesan daging sapi kepada E, untuk dijadikan rendang dan berbagai menu lainnya untuk dimakan saat merayakan Idul Fitri 1442 H. Ternyata, mereka tertipu, yang mereka terima bukan daging sapi, melainkan daging babi.
Kasus penipuan yang menyebabkan puluhan warga Muslim memakan daging babi ini terbongkar setelah salah seorang warga melakukan uji laboratorium ke Dinas Peternakan Kota Jambi. Hasilnya, 100% daging babi hutan atau celeng .
Total daging sapi yang dipesan oleh 30 warga Perumahan Bogenvile itu kepada salah seorang tetangga mereka, E, mencapai 63 kg. Semua daging yang mereka beli dan terlanjur dimasak serta dimakan itu ternyata daging babi hutan.
Harga daging tersebut cukup murah, yakni Rp100 ribu/kg. Sementara bila dibandingkan harga daging sapi saat menjelang lebaran lalu, mencapai Rp160 ribu/kg. Tergiur harga yang murah, warga satu RT tersebut akhirnya memesan daging yang ditawarkan E itu.
Namun, setelah daging dimasak, warga mulai curiga dengan bentuk daging yang berbeda dengan daging sapi. Warga terlanjur mengolahnya menjadi rendang dan sop, lalu disantap bersama keluarga di Hari Raya Idul Fitri 1442 H.
Salah seorang warga yang menjadi korban penipuan daging babi , Gustina, mengaku, saat itu pelaku penjual daging babi sempat mendatangi rumah-rumah warga, menawarkan daging dengan harga murah.
''Setelah dimasak, kami mulai curiga karena daging cepat matang dan warna daging juga tidak seperti daging sapi pada umumnya,'' tuturnya.
Ketua YLKI Provinsi Jambi, Ibnu Kholdun menjelaskan, perkara ini sudah dilaporkan kepada pihak Polresta Jambi, dan tengah proses penyelidikan.
''Sebagai perpanjangan tangan konsumen, kami YLKI Jambi siap mengawal kasus ini hingga tuntas, karena dikhawatirkan ini merupakan sindikat penjualan daging babi berkedok daging sapi atau kerbau. Dan yang dirugikan tentu umat Islam,'' tegasnya.
Terkait kasus daging babi yang dikira daging sapi tersebut, Kabid Peternakan Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Jambi, Said Abubakar menyebut, dari hasil investigasi, penjual daging berisinisial E membeli daging babi dari orang berinisia W, dan daging tersebut memang daging babi .
''Sampel daging kami kirim ke laboratorium di Bukittinggi, Sumatera Barat,'' terangnya.***