PEKANBARU - Setelah berorasi selama satu jam, Sekretaris Komisi II DPRD Riau, Mansyur HS akhirnya datang menemui dan menyambut tuntutan puluhan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Suska Riau.

Politisi PKS ini menyambut baik aspirasi mahasiswa tersebut. Di depan mahasiswa, ia mengatakan akan membicarakan soal kestabilan harga komoditi perkebunan ini di komisi II. 

"Hal ini berarti mereka masih peka terhadap kondisi yang berkembang. Memang tidak stabilnya harga komoditi perkebunan ini sangat terasa dampaknya. Karena itu nanti akan dibahas di komisi II," jelas Mansyur HS ketika ditemui usai menyambut aksi demo di depan Gedung DPRD Riau, Kota Pekanbaru, Kamis (27/12/2018).

Meskipun demikian, ia mengaku bahwa persoalan harga komoditi perkebunan ini bukan saja ranah provinsi, tetapi juga pemerintah pusat. 

"Makanya kita terima dulu tuntutannya, baru nanti akan coba dibicarakan di pusat. Riau itu penghasil kelapa terbesar, karet dengan kualitas terbaik, sehingga wajar kalau kita minta perhatian pemerintah pusat," jelasnya.

Politisi dapil Pekanbaru ini tak memungkiri, setelah minyak, APBD Riau juga bergantung pada sektor perkebunan dan pertanian. Sehingga, ketidakstabilan harga komoditi karet, sawit dan kelapa rakyat ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

"Makanya jangan disepelekan. Kita akan undang pelaku-pelaku di sektor pertanian dan perkebunan. Insyaallah secepatnya setelah kawan-kawan sudah masuk semua," pungkasnya.

Sebelumnya, puluhan mahasiswa FDK UIN Suska ini mendatangi Gedung DPRD Provinsi Riau untuk menuntut kestabilan harga komoditi perkebunan. Tak hanya itu, mereka juga meminta pemerintah mengusut tuntas mafia harga dan perusahaan yang memiliki lahan tanpa sertifikat. ***