BANDUNG - Kejuaraan Superliga Badminton 2019 membawa Anthony Sinisuka Ginting bernostalgia ke masa-masa perjuangannya merebut tiket ke Pelatnas Cipayung. Atlet kelahiran Cimahi, 20 Oktober 1996 ini mengaku sempat tegang saat hendak melakoni laga penyisihan pertama membawa nama tim Musica Trinity melawan Brice Leverdez, pemain asal Perancis yang mewakili tim Berkat Abadi.

Anthony menjalankan tugasnya dengan baik, ia menyumbang angka pertama bagi Musica Trinity usai menundukkan Leverdez dengan skor 21-12, 21-17.

“Tadi sempat tegang waktu mau masuk lapangan, karena ini pertama kalinya main lagi di Bandung. Mungkin sudah enam tahunan, sejak di pelatnas belum pernah lagi tanding di Bandung. Saya ingat dulu waktu masih kelas remaja-taruna, saya mengejar prestasi untuk masuk pelatnas. Sudah kepikiran sih akan ramai, karena yang datang kan pemain top, dan Indonesia turun full team,” ungkap Anthony.

“Di pertandingan hari ini, saya lebih banyak inisiatif menyerang. Shuttlecock nya kencang, jadi mukulnya harus pas. Kalau mukulnya kencang bisa out, kalau pelan malah tanggung. Hari ini lawan tidak di performa terbaiknya, jadi saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini,” jelasnya.

Pada superliga sebelumnya, Anthony menjadi penentu kemenangan tim Musica Trinity dan mengantarkan Musica Trinity menuju gelar keempat di superliga. Diperkuat pemain-pemain top, Musica Trinity berpeluang besar untuk juara.

“Kans semua tim sama, yang datang ke sini kan bukan pemain sembarangan. Di tim Berkat Abadi ada mas Rian (Agung Saputro) juga yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kami juga satu grup bersama tim Sport Affairs, Daihatsu Astec, dan lainnya. Memang di atas kertas Musica lebih unggul, tapi kan mainnya nggak di atas kertas, tapi di atas lapangan,” ucap Anthony. ***