JAKARTA - Sebuah laman informasi daring (dalam jaringan) Rusia, rg.ru, turut memberitakan insiden ratusan petugas pemilihan umum (Pemilu) Indonesia yang tewas. Berita itu menyebut adanya arahan agar publik tidak berspekulasi.

Berita berjudul "Hampir 500 Petugas Komisi Pemilu Indonesia Meninggal saat Menghitung Suara" atau yang dalam penulisan Rusia menjadi "????? 500 ??????????? ?????????? ????????? ?????? ??? ???????? ???????" itu, menggunakan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan meng- endorse surat kabar negara lain, yaitu Strait Times.Disebutkan bahwa menurut Kemenkes RI, ada 496 orang petugas KPPS yang meninggal selama penghitungan suara pasca pencoblosan pada April 2019. Sebagian besar yang tewas, yakni 131 orang, berada di provinsi Jawa Barat.Rata-rata petugas yang tewas tersebut, berusia 50-70 tahun, dengan penyebab kematian terbesar adalah stroke dan serangan jantung.Sebelum rg.ru merilis berita ini pada Senin (13/05/2019), data petugas tewas disebut sebanyak 54 orang dan petugas yang dilarikan ke rumah sakit berjumlah belasan orang. Penyebab insiden ini, diduga karena terlalu beratnya beban pekerjaan petugas pemilu di lapangan."Setelah menjalani beban jam kerja yang panjang, gejala mulai muncul pada petugas yang menderita penyakit apa pun," kata otoritas Kemenkes RI.Masyarakat pun, didesak untuk tidak berspekulasi tentang topik ini, dan menekankan bahwa kematian ratusan petugas pemilu itu disebabkan oleh sababiah alami.Seperti diketahui, bahwa pada bulan April 2019, Indonesia mengadakan pemilu satu hari secara serentak untuk semua tingkatan (Pilpres, Pileg DPR RI, Pileg DPD, Pileg DPRD Provinsi, Pileg DPRD Kota/KAB). Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI akan mengumumkan hasil pemilu secara resmi pada 22 Mei 2019. Dan menurut data perhitungan sementara, jumlah partisipasi pemilih melebihi angka 80 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT).Soal banyaknya korban tewas ini, organinasi sosial kedaruratan medis, Mer-C (Medical Emergency Rescue Committee) bahkan menilai fenomena ini sebagai kejadian luar biasa yang menuntut penangan serius; jika perlu perhitungan suara pun dihentikan sementara.Pembica Mer-C, Joserizal Jurnalis, bahkan mengungkap bahwa pihaknya akan membawa persoalan ini ke ke Mahkamah Pidana Internasional atau International Criminal Cour (ICC) dan Komisi Hak Asasi Manusia atau United Nation Human Right Council (UNHRC) PBB."Ini masih warning buat KPU. Tapi kalau KPU tetap abai, ya kita nggak ragu-ragu membawa ini," kata Joserizal kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/05/2019).Sementara itu, ketika berselancar di situs China soal Pemilu Indonesia, situs scmp.com (South China Morning Post) dengan berita videonya yang berjudul 'Indonesia looks to build new capital to replace sinking and congested Jakarta', menuduki hasil pencarian teratas.Berita yang tayang pada Rabu (15/05/2019) atau 2 hari setelah berita rg.ru soal 'ratusan petugas pemilu tewas' tersebut, mengabarkan perihal wacana pemindahan Ibu Kota Jakarta oleh Pemerintahan Joko Widodo.***