SELATPANJANG - Jumat (23/4/2016), petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang membakar lahan di daerah Banglas, Kepulauan Meranti, Riau. Meski ukuran lahannya kurang dari 1 Hektar, namun pemadaman telah dua kali dilakukan dan menghabiskan puluhan tangki air.

Pantauan GoRiau di lokasi lahan yang terbakar, Jumat sore, terlihat beberapa petugas Damkar bertungkus lumus menyirami tanah yang diperkirakan kurang dari 1 hektar itu. Lahan belukar yang merupakan gambut itu terlihat terus mengeluarkan asap dan lama kelamaan menimbulkan api.

Tak jauh dari petugas yang memadamkan menggunakan selang, terlihat pula Kabid pemadam kebakaran hutan, lahan dan, gedung dan perumahan, Piskot Ginting.

Setelah dihampiri, terlihat Piskot sibuk mengambil air dari perigi kecil yang ada di lokasi. Air yang ada di dalam perigi itu pun terlihat sangat sedikit. Air yang telah diangkut dari dalam perigi dikumpulkan dalam ember besar. Kemudian Piskot menyirami titik-titik api yang berasap.

Menurut cerita Piskot, lahan itu sebelumnya terbakar pada hari Rabu tanggal 21 April 2016, namun sudah dipadamkan. Oleh karena lahan gambut dan cuaca panas, lahan yang sudah dipadamkan lama kelamaan kembali mengeluarkan asap. Alhasil, Jumat tanggal 23 April 2016 kembali terbakar dan pemadaman ulang terpaksa dilakukan.

Anehnya lagi, meski tidak jauh dari lokasi terlihat beberapa rumah warga, namun tidak ada yang ikut membantu memadamkan. Bahkan, cerita Piskot Ginting, untuk menyirami titik-titik asap agar tidak menjadi api pun warga sekitar enggan melakukannya.

"Sepertinya lebih khawatir kami (rumahnya terbakar), daripada si pemilik," ujar Piskot.

"Kemarin ini sudah kita padamkan, tapi sedikit pun tak ada upaya warga setempat untuk menyirami titik-titik asap. Akhirnya kembali terbakar," tambah Piskot Ginting.

Untuk Jumat itu saja, setidaknya lebih 10 tangki air dari Mobil Damkar disemprotkan ke titik-titik asap yang menyebabkan kebakaran. Muka hitam penuh arang terlihat jelas di wajah Piskot beserta anggota. Mereka bertahan dari pagi hingga malam hari.

"Sehari ini saja sudah lebih 10 tangki air," cerita Piskot lagi.

Piskot Ginting juga meminta masyarakat agar peka terhadap ancaman api. Apalagi lokasi terbakar di dekat pemukiman adalah lahan gambut. Sebab, lahan gambut ini saja muncul api tanpa disadari.

"Kalau siang kami bisa standby, tapi kalau sudah dinihari bagaimana, itu sangat membahayakan andai terjadi dekat pemukiman warga seperti di Banglas ini," ujar Piskot mengingatkan masyarakat agar bahu membahu dalam mengatasi kebakaran. ***