PEKANBARU, GORIAU.COM - Sejak beberapa pekan terakhir, udara di sejumlah kabupaten/kota di Riau semakin mengkhawatirkan. Kasus penyakit kian bertambah, mulai dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), kulit, mata dan pneumounia.

Bahkan bisa dikatakan sudah sangat sulit mencari udara bersih saat berada di luar umah atau ruangan. Ya, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kabut asap sudah menyelimuti seluruh wilayah Riau. Bahkan dampaknya juga dirasakan beberapa provinsi dan negara tetangga.

Sekolah diliburkan, jadwal penerbangan baik dari maupun menuju Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Riau harus lumpuh. Hampir setiap hari alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) menunjukkan status udara sangat berbahaya.

Sementara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) semakin merajalela, bahkan dampaknya sudah melebar ke daerah pemukiman dan beberapa kerumumanan masyarakat lainnya.

Seperti di halaman belakang salah satu universitas di Bengkalis terkena dampak meluasnya kebakaran. Dinas Kesehatan Provinsi Riau hanya bisa mengimbau agar seluruh masyarakat menghentikan aktivitas di luar rumah dan ruangan.

Sementara Satgas Penanggulangan Karhutla memang terus melakukan pemadaman di beberapa hotspot (titik panas) yang terpantau. Meski dampaknya belum terasa maksimal sejauh ini.

Status darurat yang ditetapkan Pemprov Riau sendiri juga mengalami perpanjangan hingga 14 hari ke depan. Begitu juga dengan libur sekolah, juga mengalami perpanjangan di beberapa kabupaten/kota di Riau.***