SELATPANJANG - Ambruknya ruang tunggu dermaga di Desa Tanjunggadai Kepulauan Meranti, Riau, beberapa waktu lalu menyita perhatian banyak pihak. Guna mengantisipasi hal yang sama terjadi di kemudian hari, Camat dan Kades diminta mengevaluasi fasilitas dermaga di tiap daerah.

Sebagaimana disampaikan Kadishub Kepulauan Meranti Hendra Putra SIP MSi.

Kata Hendra Putra, kondisi dermaga di Kepulauan Meranti semuanya hampir sama. Yaitu terbuat dari kayu dan merupakan bangunan lama. Dermaga itu kebanyakan dibangun secara swadaya oleh masyarakat untuk aktivitas (masyarakat setempat).

"Kondisinya hampir sama semua. Atas kejadian kemarin, kita minta camat dan kades mengevaluasi di daerah masing-masing," kata Hendra Putra.

Dikatakan Hendra Putra lagi, camat dan kades harus mencatat kerusakan-kerusakan dermaga yang ada di masing-masing wilayah. Lalu, kebutuhan rehab itu harus pula disampaikan ke Pemda guna dilakukan perbagian dermaga sesuai dengan kekuatan keuangan daerah.

"Ajukan ke kita kalau ada dermaga yang mau direhab, kita sesuaikan kekuatan keuangan," ujar Hendra Putra.

Di sisi lain, terkait ambruknya dermaga ruang tunggu yang menyebabkan 40 masyarakat Tanjunggadai ikut tercebur ke laut, Dishub akan berkoordinasi dengan KSOP. Demi kenyamanan masyarakat, KSOP diharapkan bisa memperhatikan masyarakat yang ada di tiap desa, bukan di Selatpanjang Kota saja.

Butuh Rp5 Miliar untuk Bangun Dermaga

Bupati Drs H Irwan MSi mengaku bahwa butuh banyak dana untuk membangun dermaga di Kepulauan Meranti. Setidaknya anggaran yang digelontorkan untuk membangun dermaga di desa sebesar lebih Rp4 miliar hingga Rp5 miliar.

Untuk itu, diharapkan juga ini menjadi perhatian pemerintah provinsi Riau dan pemerintah pusat. Sebab, kalau menggunakan APBD kabupaten, ini sangat berat.

"Masing-masing pulau di sini lebih besar dari Singapore. Membangun pelabuhan rata-rata bisa menyerap Rp5 miliar, ini akan sangat berat kalau menggunakan ABPD kabupaten," kata H Irwan.

"Solusinya kita minta PU bangun jalan Poros sampai ke pelabuhan yang representatif. Kita base dulu sebelum kita tingkatkan dengan aspal. Ini akan mempermudah akses masyarakat, supaya terintegrasi dan masukkan ke 2018," pesan H Irwan terkait penggunaan dermaga batu yang dibangun pemerintah.

Sebab, menggunakan dermaga yang dibangun masyarakat sangat beresiko apalagi saat ini usia bangunan telah belasan atau puluhan tahun. Resiko ambruknya dermaga yang dibangun masyarakat telah terjadi di Desa Tanjunggadai Tebingtinggi Timur beberapa waktu lalu. ***