PEKANBARU - Lahan semak belukar di belakang rumah warga bernama Sri (49) pinggir Jalan Rimbo Panjang Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar Riau terbakar Selasa (17/9) sekitar ‎pukul 13.00 Wib.

Pantauan di lokasi, Sri langsung mengeluarkan semua isi rumahnya sambil menangis. Dia dan anaknya Ani (28) ketakutan jika api masuk ke dalam rumah.

Sejumlah wartawan berkesempatan ikut memantau di lokasi bersama tim pemadam dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dan TNI Angkatan Darat. Api mendekat belakang rumah Sri.

"Tarik selang, tarik cepat. Ambil sambungannya, aku masuk ke dalam ini," ujar Pasi Ops Kodim 0313 Kampar Kapten Yuhardi di lokasi.

5 orang anggota BPBD Kampar bersama Manggala Agni dan TNI bahu membahu memadamkan api. Mereka sempat terkepung asap, hingga menyemprotkan air dari selang ke api yang nyaris mendekati rumah Sri.

Di samping itu, satu persatu petugas TNI datang dari lokasi lain ke semak belukar belakang rumah Sri ikut membantu‎. Lahan kosong yang ditumbuhi pakis dan semak kering itu menghasilkan asap yang pekat saat terbakar.

Kapten Yuhardi sempat membalikan badan sambil pegang selang saat asap menyerang wajahnya. Begitu juga dengan seorang petugas BPBD yang tampak raut wajah lelah, dia sempat menyemprotkan air ke udara agar mendapatkan oksigen.

"Semprot juga ke arah kami, oksigen pak," ucap anggota BPBD lainnya yang bertugas menarik selang. Mereka bergantin dalam menjalankan pemadaman itu.

‎Kapten Yuhardi menyebutkan, di daerah situ memang sudah sejak beberapa hari terjadi kebakaran lahan. Meski api sempat padam, namun hidup kembali karena kondisi tanah jenis gambut.

‎"Awalnya kami tadi lagi pengamanan menjelang presiden datang, kemudian dapat informasi ada kebakara lahan yang mendekati rumah warga," kata Yuhardi.

Lokasi yang terbakar saat ini, kata Yuhardi, bagian dari api yang sebelumnya terbakar. Tapi karena angin kencang, api hidup lagi.

"Saya cek, api hidup lagi dan mendekati rumah warga, saya tarik sejumlah anggota, awalnya berdua saja, lalu datang yang lain," katanya.

Sekitar 1 jam kemudian, api mulai padam.‎ Tim gabungan agak bisa sedikit bersantai sambil menikmati makan siang sekitar pukul 14.15 Wib. Sri pun mulai melirik-lirik lahan yang terbakar di belakang rumahnya.

"Ibu ini tidak lagi khawatir, api sudah padam, yang tersisa tinggal asap. Memang di dekat sini sudah terbakar sejak sepekan lalu, kami sudah padamkan tapi api hidup lagi. Tadi api hampir dekat rumah ibuk ini, jaraknya sekitar 30 meter dari belakang rumah," ucap Yuhardi.

‎Sementara itu, Sri mengatakan, api mulai mendekati rumahnya sekitar pukul 13.00 Wib saat dia sedang beraktivitas. Lahan semak belukar di belakang rumahnya seluas lebih dari 5 hektare itu sudah terbakar, tapi masih jauh dari rumahnya.

"Tadi malam memang ada lahan semak yang terbakar, tapi masih jauh. Siang tadi tiba-tiba kami dengar suara gemuruh api di belakang rumah. Takut lah kami pak, kami keluarkan barang-barang dari rumah semuanya," kata Sri sambil mengapus air matanya.

Sri tidak tahu lokasi di dekat rumahnya dijadwalkan bakal dikunjungi presiden Joko Widodo sebagai lokasi kedua. Namun Jokowi mendadak batal ke lokasi entah alasan apa. Jokowi langsung pulang ke Jakarta setelah mengunjungi lokasi pertama, di bekas lahan terbakar di Kecamatan Bunut Kabupaten Pelalawan.

Padahal di sepanjang jalan dari Pekanbaru menuju Desa Rimbo Panjang sudah disterilkan sejumlah aparat kepolisian dan TNI yang berada di pinggir jalan. Asap membumbung tinggi dan menggelapi jalanan tersebut. Dari Pekanbaru ke lokasi membutuhkan waktu setegah jam menggunakan kendaraan.

"‎Kami senang jika pak Jokowi kesini, biar lihat langsung rumah kami hampir terbakar. Suami saya sudah saya ungsikan ke rumah abang saya arah ke Pekanbaru," kata Sri. (gs1)