PEKANBARU - Usai menjalankan rangkaian Safari Ramadan di Kabupaten Kepulauan Meranti, kemarin. Hari ini, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi bersama istri Hj Misnarni melaksanakan Safari Ramadan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Rabu (15/5/2019).

Disela-sela Safari Ramadan, Syamsuar berkesempatan meresmikan Pondok Pesantren (Ponpes) Nur Alif di Desa Seko Lubuk Tigo, Kecamatan Lirik, Kabupaten Inhu. Pondok pesantren ini juga menjadi pusay kegiatan Safari Ramadan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.

Pondok Pesantren Nur Alif selesai dibangun Desember 2017 dan sudah memiliki 60 santri. Hal ini dikatakan Kepala Ponpes Nur Alif H Suparman dalam sambutannya.

"Kelengkapan ponpes ini sudah ada asrama, masjid, rumah guru dan bagunan penunjang pendidikan lainnya. Kami sangat bangga dan berterimakasih Pak Syamsuar berkenan meresmikannya dengan Bupati Inhu Yopi Arianto," kata Suparman.

Syamsuar sebelum meresmikan Pondok Pesantren Nur Alif mengatakan, hari ini sudah mengunjungi dua ponpes, termasuk di Kecamatan Lirik ini. Syamsuar melihat keberadaan pondok pesantren ini lebih lengkap dari yang dilihatnya di Meranti.

"Kehadiran pondok pesantren ini diharapkan bisa mencetak hafiz dan hafiza. Juga mempersiapkan santri disini sebagai calon ulama yang siap menyebarkan ilmu agama Islam, baik di Indonesia dan dunia," ungkap Syamsuar dalam sambutannya.

Selain belajar agama, pondok pesantren ini juga diharapkan mengajarkan ilmu bidang usaha kreatif. Apalagi Bank Riau Kepri sudah menjadi bank syariah. Pada kesempatan ini, Syamsuar juga menyampaikan masterplan ekonomi syariah yang diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo belum lama ini.

"Ada empat sasaran, yaitu bagaimana secara bersama-sama memajukan ekonomi berbasis industri halal, seperti pakaian, kosmetik, makanan dan minuman, serta lainnya. Kedua, memajukan UMKM yang ada di Riau," ujar Syamsuar.

Yang ketiga, sambung Syamsuar, pada Aguatus mendatang Balai POM siap membantu membuatkan sertifikasi halal untuk UMKM secara gratis sebanyak 1.000 UMKM, termasuk uji laboratorium. Serta bagaimana UMKM bisa menggerakan keuangan syariah. Keempat, digitalisasi di era globalisasi ini.

"Saya berharap, pondok pesantren visa mengikuti perkembangan zaman. Namun, tidak meninggalkan syariah Islam. Santri pun harus bisa maju dan berkembang, jangan tergerus okeh perkembangan teknologi," jelas Syamsuar. ***