PEKANBARU – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar menyurati Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo agar dapat meninjau kembali harga pupuk untuk perkebunan kelapa sawit. Pasalnya, pekebun sawit di Riau mengeluh terlilit harga pupuk yang mahal, dan tidak sebanding dengan harga hasil panen buah sawit.

"Kami sampaikan kepada pak Menteri Pertanian terkait kondisi masih rendahnya harga TBS pekebun kelapa sawit beberapa bulan terakhir sejak adanya larangan ekspor CPO. Disamping itu, pekebun kelapa sawit juga dihadapkan pada kondisi tingginya harga pupuk, sementara pupuk bersubsidi tidak ada lagi bagi petani sawit untuk mendukung peningkatan produksi kelapa savit di kebun petani," kata Gubri, Kamis (11/8/2022).

Sehubungan dengan hal tersebut, Gubri mengatakan bahwa tingginya harga pupuk saat ini menjadi beban yang cukup berat bagi pekebun kelapa sawit di tengah kondisi masih relatif rendahnya harga jual TBS.

Lalu, terbatasnya daya beli pekebun kelapa sawit untuk memenuhi kebutuhan pupuk akan berdampak tidak terpenuhinya standar pemupukan untuk budidaya kelapa sawit di tingkat pekebun.

Apalagi, saat ini tidak ada lagi kebijakan pemberian pupuk bersubsidi kepada petani sawit.

Sedangkan dampak lanjutan akibat tidak dilakukannya pemupukan akan menurunkan produksi TBS yang selanjutnya, tentu akan berdampak pada penurunan pendapatan pekebun kelapa sawit dan pada akhirnya akan menyebabkan naiknya angka kemiskinan.

"Dengan memperhatikan kondisi tersebut, kami berharap Menteri Pertanian dapat mempertimbangkan upaya-upaya untuk menurunkan harga pupuk di tingkat pekebun kelapa sawit atau adanya kebijakan pupuk bersubsidi yang diberikan juga kepada petani sawit," harapnya. ***