PANGKALAN KERINCI - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pelalawan belum melakukan peninjauan ke lapangan terkait adanya puluhan ribu ikan mati di Sungai Kampar, Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti.

Kepala DLH Kabupaten Pelalawan, Samsul Anwar mengatakan, tidak ada kolam Instalasai Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik perusahaan yang melimpah.

Menurutnya, banyak penyebab terjadinya ikan mati di sungai secara mendadak. "Tak ada kolam IPAL yang melimpah. Kan bisa jadi karena ada faktor lain," ujar dia, kepada GoRiau.

Samsul Anwar menjelaskan, banyak penyebab ikan mati mendadak di sungai. Mulai dari limbah, perubahan suhu, kekurangan oksigen, mikroorganismes dan lainnya.

"Itu yang lebih paham orang dinas perikanan. Coba telepon kesana kalau soal penyebab ikan mati," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan ribu ikan mati dan terapung di Sungai Kampar, Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Terapungnya ikan mati itu diketahui oleh warga desa sejak Sabtu (22/12/2018) malam tadi sekitar jam 20.00 WIB.

Warga desa beramai-ramai turun ke sungai untuk memastikan kebenaran kabar adanya ikan mati di Sungai Kampar. Warga pun memunguti ikan yang terapung.

Informasi yang diperoleh GoRiau, hingga Minggu (23/12/2018) siang, warga masih memunguti ikan yang terapung di Sungai Kampar.

"Sampai siang ini, masih ada warga yang memungut ikan. Kalau dihitung, diperkirakan sudah ada ratusan ikan yang dikumpulkan oleh warga desa kami," kata Ebit, warga Desa Pangkalan Terap.

Menurutnya, ratusan kilo ikan tersebut belum termasuk ikan yang dikumpulkan oleh warga desa lain seperti Desa Kuala Panduk dan Desa Petodaan yang juga dilintasi oleh Sungai Kampar.

"Ratusan kilo itu hanya desa kami saja, belum lagi desa tetangga seperti Kuala Panduk dan Desa Petodan. Tak kurang dari 10 ribu ekor ikan terkapar di perairan Sungai Kampar," beber Ebit. ***