PEKANBARU, GORIAU.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rau merasa aneh karena tidak mendapat laporan dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti terkait kebakaran puluhan hektar lahan yang terjadi baru-baru ini.

Kebakaran lahan tersebut terjadi di Desa Tanjung Pisang, Kecamatan Tasikputri Putri, Pulau Padang sejak Selasa (3/2/2015) lalu. Namun kebakaran semakin meluas pada Rabu (4/2/2015).

Berdasarkan keterangan Camat Tasikputri Puyu, Fakhrurrozi, mengakui saat ini pihaknya mengalami kendala dalam pemadaman. Dimana sumber air yang hanya ada di parit jalan poros, sementara kebakaran jauh ke dalam, sekitar 200-300 meter.

"Kendala yang kita hadapi adalah kurangnya sumber air. Di kebun masyarakat banyak sumur, tapi tidak ada air karena musim panas," ujarnya.

Untuk itu, Pemprov Riau melalui BPBD Riau mengimbau kepada Pemkab Kepulauan Meranti agar cepat melaporkan jika kembali terjadi kebakaran besar, terlebih jika pihak setempat tidak bisa melakukan pemadaman secara cepat.

"Kami tidak mendapat laporan, padahal itu sudah 30 hektar, takutnya akan meluas lagi," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri.

Disebutkannya, sejauh ini BPBD Riau selalu siaga terhadap permintaan dan laporan bantuan dari kabupaten dan kota. "Jika tidak bisa lewat darat, akan kita tangani lewat udara," sambungnya.

Setidaknya sudah 4 blok lahan perkebunan milik perusahaan yang luasnya sekitar 30 hektar habis dilahap api. Hebatnya lagi, kebakaran itu kembali terjadi setelah proses hukum terhadap petinggi PT NSP selesai di Pengadilan Negeri (PN) Bengkalis.

Kejadian sama juga terjadi di Dusun III, Kampung Baru, Desa Gayungkiri, Kecamatan Rangsang (Pulau Rangsang), Jumat (30/1/2015) lalu.

Kebakaran hebat juga terjadi di Desa Tanjungpisang, Kecamatan Tasik Putri Puyu (Pulau Padang). Bahkan hingga Rabu (4/2/2015) siang, kobaran api masih terus meluluhlantakkan perkebunan sagu milik warga.

Pemadaman hanya dilakukan masyarakat dengan menggunakan peralatan seadanya, seperti mesin robin (pompa air, red) milik desa dan masyarakat setempat. Sementara dari pihak kecamatan membantu menurunkan pipa air.

Terkait proses hukum, sejauh ini belum ada oknum yang dijadikan tersangka. Karena Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad mengklaim bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan.

Kapolsek juga meminta dan memberikan ruang kepada masyarakat untuk melaporkan jika nantinya ditemukan pihak yang kedapatan melakukan pembakaran lahan dengan sengaja.

Sementara sebelumnya, Senin (2/2/2015), Kasat Reskrim Polres Meranti mengatakan lahan yang terbakar dalam Februari ini yaitu di PT NSP seluas 38 Ha, Desa Telukbuntal 1 Ha, Rangsang 3 Ha, dan Tebingtinggi Barat 5 Ha.

Sedangkan sejak Selasa (3/2/2015) kebakaran juga terjadi di Desa Tanjungpisang Kecamatan Tasikputri Puyu. Informasi terkahir yang disampaikan Camat Tasikputri Puyu Fakhrurrozi karhutla telah terjadi hingga lebih kurang 40 Ha.

Sementara itu Humas PT NSP, Setyo Budi Utomo, ketika berbincang-bincang dengan wartawan di Kantornya, Kamis (5/2/2015) mengatakan bahwa memang benar telah terjadi kebakaran di lahan perusahaan, yang terjadi di Desa Kepau baru tersebut. Namun Budi mengklaim bahwa kebakaran tersebut sudah berhasil dipadamkan.

"Kemarin memang sempat terbakar, namun saat ini api sudah padam," ujar Budi.***