PEKANBARU - Untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pesisir di masa pandemi Covid-19, sekaligus untuk memulihkan lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS) Indragiri Rokan, telah memulai pelaksanaan program padat karya mangrove di Provinsi Riau.

Adapun luasan pelaksanaan padat karya mangrove di Provinsi Riau, mencapai 692 ribu ha.  Lokasi kegiatan tersebar di 5 Kabupaten, yakni Kabupaten Rokan Hilir (25 ha), Kab.Siak (8 ha), Kabupaten Bengkalis (319 ha), Kab. Kepulauan Meranti (55 ha), dan Kab. Inhil (285 ha).

''Alhamdulillah kegiatan dalam rangka mendukung program pemulihan ekonomi Nasional ini, di Riau berhasil menyasar 36 kelompok tani dengan sekitar 1.552 orang anggota. Mereka inilah masyarakat yang mendapatkan manfaat ekonomi langsung dari program padat karya mangrove,'' kata Kepala BPDASHL Indragiri Rokan KLHK, Ir. Tri Esti Indrarwati, M.Si, Sabtu (17/10/2020) di Pekanbaru.

Adapun progres pelaksanaan saat ini telah dilaksanakan koordinasi dan penyusunan rancangan teknis penanaman bersama kelompok masyarakat. Dalam hal ini tim BPDASHL Indragiri Rokan, melakukan pendampingan langsung kepada kelompok masyarakat di lapangan.

''Kita bantu dampingi mulai dari verifikasi lokasi, penyusunan Rancangan Anggaran Belanja (RAB), pengesahan persetujuan kegiatan, sampai memastikan ketersediaan bibit,'' kata Esti.

Dengan adanya program padat karya mangrove, masyarakat akan mendapatkan manfaatlangsung berupa tambahan penghasilan berupa upah harian. Sedangkan untuk jangka panjang, akan terlaksana pemulihan lingkungan ekosistem mangrove di kawasan pesisir.

Sementara itu Ketua Rumah Alam Bakau, Sei.Apit, Kabupaten Siak, Setiono, menyampaikan ucapan terimakasih atas program padat karya mangrove di kampungnya. Penggiat lingkungan ini mengatakan, program padat karya mangrove sangat membantu masyarakat di masa sulit pandemi.

''Karena melalui program ini masyarakat mendapatkan dana riil sesuai dengan berapapun luas lahan yang tersedia dan sanggup dikerjakan. Dari program ini anggota kelompok kami bisa mendapatkan upah harian dan ini sangat bernilai artinya di masa sulit pandemi,'' kata Setiono.

Rumah Alam Bakau akan mengerjakan program padat karya mangrove sekitar 3 ha, dan saat ini telah dilakukan penanaman bibit mangrove oleh anggota kelompok.

''Masyarakat semangat melaksanakan program padat karya mangrove ini, karena manfaatnya selain ekonomi juga memulihkan lingkungan sekitar. Kami berterimakasih pada Bapak Presiden dan Ibu Menteri atas adanya program padat karya mangrove ini,'' kata Setiono.

Program padat karya mangrove KLHK merupakan bagian dari upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). KLHK melaksanakan Kegiatan Padat Karya Penanaman Mangrove seluas 15.000 ha dengan melibatkan Kelompok Tani Hutan (KTH) yang tersebar di 34 Provinsi.

Selain untuk meningkatkan luasan habitat mangrove, hal ini juga dilaksanakan dalam rangka pemenuhan lapangan pekerjaan, dan peningkatan daya beli masyarakat di sekitar pesisir pantai. ***