PEKANBARU - Anggota DPRD Riau Fraksi Gerindra, Marwan Yohanis mengaku selama 11 hari menjalani masa kritis, dirinya selalu sihantui oleh kematian karena kondisi tubuhnya yang sangat lemah akibat virus Corona.

"Terus terang, begitu kondisi saya memburuk, itu yang pertama saya ingat adalah kematian, jujur. Saya membayangkan saya dijemput pakai protokol Covid-19, dikuburkan pakai protokol juga. Itu sangat menghantui saya," ungkap Mantan Ketua DPRD Kuansing ini kepada GoRiau.com, Selasa (20/10/2020).

Marwan sepakat jika ada yang mengatakan sakit membuat seseorang semakin dekat dengan Allah SWT. Ketika suhu tubuhnya 38, Marwan merasakan sangat sakit. Dia kemudian membayangkan bagaimana panasnya api neraka.

"Ketika badan saya panas, saya bicara sama Allah, 'Ya Allah, 38 rasanya sudah panas dan sakit sekali, bagaimana dengan api nerakamu, ya Allah', itu terus yang saya ucapkan," tambahnya.

Tak hanya itu, secara duniawi Marwan terus membayangkan harus meninggalkan anak perempuannya yang masih kecinantin dia tidak sanggup melawan virus yang sampai hari ini belum ditemukan vaksinnya.

"Jadi, saya terus berdoa supaya negeri ini segera bebas dari Covid-19, dan kita bisa beraktivitas seperti sedia kala lagi. Saya juga terbayang akan jadi penceramah dengan hal-hal yang sudah dia jalani ini," ujarnya.

Kemudian, saat kondisinya mulai membaik, Marwan sering menatap ke arah luar melalui jendela. Dia memandangi pepohonan, binatang yang nampak, manusia yang lalu lalang dan lain sebagainya.

"Semua hanya disinari oleh 1 matahari saja. Betapa besar kuasa Allah. Hal-hal seperti itu terus terbayang sama kita.Artinya sakit itu meningkatkan spiritual, tapi biasanya setelah sembuh nanti perlahan mulai pudar lagi. Entah semua orang begitu, atau hanya saya saja," terangnya.

Lebih jauh, Marwan diberi tahu oleh dokter yang merawatnya untuk bersyukur, karena Marwan bernasib cukup baik jika dibandingkan dengan pasien-pasien yang memiliki penyakit bawaan lain.

"Dokternya bilang, virus ini akan menjadi pupuk bagi penyakit bawaan. Saya sudah buktikan itu, gula darah dan tensi saya itu fluktuasinya luar biasa. Biasanya yang sama dengan saya, paling cepat sembuh itu dua bulan. Kalau saya, Alhamdulillah sekarang sudah fit, tidak sampai sebulan," ceritanya. 

Marwan tak menampik jika RS memberikan fasilitas terbaik untuk dia berupa ruang isolasi besar dan lebih lengkap dari yang lain, namun dia sebenarnya tak membutuhkan itu. Menurutnya, pelayanan ini merupakan salah satu faktor kenapa dia bisa cepat melewati masa kritis itu.

Setelah keluar dari RS dan diperbolehkan pulang ke rumah, keluarga Marwan mengaku terkejut melihat perubahan kondisi tubuhnya, bahkan anaknya yang paling kecil menyambut Marwan dengan timbangan.

"Anak perempuan saya terkejut lihat pipi saya, pas saya sampai di rumah yang pertama diambilnya adalah timbangan. Dia suruh saya menimbang badan, rupanya turun 7 kg," tambahnya.

Kepada masyarakat, Marwan mengimbau untuk terus disiplin menjalankan protokol Covid-19 baik saat mengalami gejala ataupun tidak. Kemudian menjaga kondisi tubuh dan menghindari makanan yang membuat diare dan semacamnya.

"Perbanyak makanan yang mengandung vitamin C-nya.  Sakit tidak sakit harus tetap bugar. Kalau imun kuat insyaAllah kita selamat. Semoga kita semua terlindung dari wabah ini," harapnya.***