MALLORCA -- Sebanyak 24 penumpang mencoba kabursaat pesawat Airbus A320 Air Arabia mendarat darurat di Palma de Mallorca, Spanyol.

Polisi Mallorca baru berhasil mengamakan 12 orang dari 24 penumpang yang mencoba kabur tersebut, sedangkan 12 lainnya belum ditemukan.

Dikutip dari suara.com yang melansir dari France24, Ahad (7/11/2021), kasus seperti ini belum terjadi sebelumnya. Pejabat setempat menduga adanya kemungkinan terkait dengan imigrasi ilegal.

Peristiwa itu bermula ketika seorang penumpang mengaku sakit dalam penerbangan dari Maroko ke Turki, sehingga pesawat terpaksa melakukan pendaratan darurat di salah satu bandara tersibuk di Spanyol, Palma de Mallorca.

''12 orang telah ditangkap dan 12 lainnya belum ditemukan,'' kata Aina Calvo, perwakilan pemerintah Spanyol di Kepulauan Balearic, dalam konferensi pers.

''Peristiwa seperti itu belum pernah terjadi sebelumnya di bandara mana pun di Spanyol,'' ujarnya.

Polisi mengatakan, seorang penumpang tampaknya menderita koma diabetes dan dibawa dengan ambulans ke rumah sakit dengan seorang pendamping, tapi ternyata kondisinya baik-baik saja dan dipulangkan.

''Dia ditangkap karena dicurigai mendorong imigrasi ilegal dan melanggar undang-undang imigrasi Spanyol,'' kata pernyataan polisi, mencatat rekannya telah melarikan diri.

Selama evakuasi, 24 penumpang lainnya turun dari pesawat sekitar pukul 19:00 (1800 GMT) pada Jumat malam dan berlari ke landasan pacu, kata Calvo.

Peristiwa ini mendorong pencarian besar-besaran dan polisiĀ  terpaksa menutup bandara hingga tengah malam. Kebanyakan dari mereka yang kabur adalah orang Maroko kecuali satu yang diyakini sebagai orang Palestina.

Penyelidik sedang memeriksa, apakah apa yang terjadi di bandara adalah peristiwa yang diatur, direncanakan atau insiden yang terisolasi.

Menurut FlightRadar24, pesawat itu adalah Airbus A320 Air Arabia Maroc yang terbang antara Casablanca dan Istanbul.

Selama insiden itu, 13 pesawat tujuan Palma dialihkan ke bandara lain, dan 16 penerbangan yang berangkat mengalami penundaan yang signifikan, kata AENA.***