PEKANBARU - Provinsi Riau mengalami pertumbuhan ekonomi terendah di wilayah Pulau Sumatera tahun 2019. Yang mana, perekonomian Riau hanya mampu tumbuh sebesar 2,84 persen selama tahun 2019.

"Pertumbuhan perekonomian Riau tahun 2019 sebesar 2,84 persen, artinya masih di bawah angka pertumbuhan perekonomian di wilayah Sumatera yang secara kumulatif tumbuh 4,57 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau, Misfaruddin di Pekanbaru, Senin (10/2/2020).

Jika dilihat dari pertumbuhan PDRB Regional Sumatera Tahun 2019(c-to-c), kata Misfaruddin, ternyata Riau berada diposisi paling 'bontot'. Yang mana, provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sumatera adalah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan pertumbuhan sebesar 5,71 persen.

Lalu, diikuti oleh Lampung tumbuh 5,27 persen, Sumatera Utara (Sumut) tumbuh 5,22 persen, Sumatera Barat (Sumbar) tumbuh 5,05 persen, Bengkulu tumbuh 4,96 persen, Kepulauan Riau (Kepri) tumbuh 4,89 persen, Jambi tumbuh 4,40 persen, Aceh tumbuh 4,15 persen, Bangka Belitung (Babel) tumbuh 3,32 persen dan terakhir Riau tumbuh 2,84 persen.

"Namun bila dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya tumbuh 2,37 persen, ekonomi Riau tahun 2019 cukup membaik dengan tumbuh 2,84 persen.Dari sisi produksi, pertumbuhan didorong oleh hampir semua lapangan usaha, dengan pertumbuhan tertinggi dicapai lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas yang tumbuh 14,02 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh sebesar 16,14 persen," ujarnya.

Sedangkan, jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB provinsi di wilayah regional Sumatera, Sumatera Utara dan Riau merupakan provinsi dengan kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 23,39 dan 22,33 persen. Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera adalah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,11 persen. ***