RISKA Ramadila (17) harus menghadapi kenyataan ada tumor ganas yang bersarang di lutut kaki kanannya. Kejadian ini berawal pada Juli 2019 lalu, saat Riska terjatuh ketika bermain voli di sekolah.

Riska sendiri merupakan warga Kabupaten Kampar. Ia sudah 7 bulan mengidap penyakit itu, dia terbaring di rumah tanpa bisa beraktivitas seperti teman-teman sebaya lainnya. Sang ibu bercerita, semua upaya telah dilakukan untuk menyembuhkan tumor ganas sebesar kepala manusia dewasa Riska.

''Awalnya kami berobat ke RS Prima. Di sana sudah dilakukan CT Scan. Karena mereka (rumah sakit) tidak spesialis menangani itu, akhirnya diinformasikan kalau kami dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru," katanya saat ditemui di Pekanbaru, Sabtu (1/2).

Sesampainya di RSUD Arifin Achmad, lanjutnya, pemeriksaan yang dijalani Riska hanya cek darah ulang saja. Namun, hasilnya tidak menunjukkan penyakit apa pun.

Selang sehari kemudian, Ibu Riska dipanggil dokter. Ia lalu diberitahu bahwa kaki Riska harus diamputasi. "Kata dokter kalau amputasi langsung ke Jakarta dan ada yang mengurus nanti. Enggak jelas ini mengurus apa, karena yang masuk itu istri paman saya," ungkap dia.

Sejak saat itu, Riska sempat melakukan kontrol pertama. Hanya saja, dokter yang menangani Riska berhalangan hadir. Karena itu, sang ibu memutuskan untuk membawa Riska ke pengobatan alternatif.

Berbagai pengobatan demi pengobatan dijalani Riska. Mulai dari obat medis hingga rempah-rempah ikut ditelannya. Ketika menjalani pengobatan alternatif, Riska menghentikan semua pengobatan medis.

"Kami memang diamkan dan pengobatan medis terputus saat kami bawa Riska ke pengobatan alternatif," tambahnya.

Meski begitu, saat ini sang ibu telah membawa Riska kembali ke pengobatan medis. Hanya saja, masih belum dipastikan apakah Riska akan segera diamputasi atau tidak. Mengingat kondisi keluarga Riska yang pas-pasan.

Baru saja, Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) juga menyerahkan sejumlah bantuan kepada sang ibu. Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot Sulistiantoro Dewa Broto, berharap dana ini bisa digunakan untuk pengobatan Riska hingga tuntas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadis Kes) Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau langsung gerak cepat saat mengetahui Riska Ramadila, warga Lipat Kain, Kampar Kiri, Kampar, menderita tumor di lutut kanan.

Caranya, Dinkes Riau memasukkan nama Riska Ramadila sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat Penerima Bantuan Iuran (JKN-KIS PBI) APBN, guna menanggung segala biaya pengobatan penyakit tumor dideritanya.

"Semoga Allah SWT memberikan petunjuk terbaik kepada Riska agar mendapatkan pengobatan medis maksimal. Untuk pembiayaan, tidak masalah karena pasien sudah punya kartu JKN-KIS," ungkap Kadis Kesehatan Riau, Mimi Yuliani Nazir, Sabtu, 1 Februari 2020.

Selain itu, tutur Mimi Yuliani Nazir, Riska sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Pekanbaru dengan pendampingan dari Puskesmas dan Dinkes Riau.

"Riska telah diperiksa oleh Dokter di Poli Bedah Onkologi RSUD Arifin Achmad, dr Elfadri. Selain itu, kita juga sudah lakukan edukasi ke keluarga inti dari pasien mulai tante, dan paman, untuk menyampaikan kondisi medis pasien dan tindakan akan dilakukan secara klinis," kata Mimi Yuliani Nazir.

Tumor ganas membuat dengkul kanan pemain bola voli andalan sekolah itu bengkak hingga sebesar kepala.

Riska bercerita, kisahnya dimulai pada pertengahan 2019. Kala itu dia dan teman-temannya sedang mengikuti pelajaran olah raga di sekolah.

Riska sedang asyik berolahraga tiba-tiba terjatuh dan lututnya terbentur. "Awalnya cuma sakit biasa terus hilang lagi. Lama-lama ngilu cuma belum bengkak," kata Riska saat berbincang dengan kumparan, Jumat (31/1).

Juli 2019, lutut kanan Riska mulai bengkak dan terus membesar, hingga akhirnya pada Agustus 2019 Riska tidak kuat berjalan lagi. Akibatnya saat ini Riska terpaksa tidak sekolah.

Kedua orangtua Riska, Herianto dan Muzarniati bekerja sebagai penyadap karet, penghasilannya pun tak menentu. Rumah Riska juga sederhana dengan dinding kayu di RT 03, RW 03 Kayu Mas, Kelurahan Lipatkain, Kecamatan Kamparkiri, Riau. "Sedih juga kalau diceritakan," ucap Riska. ***