JAKARTA - Dua perusahaan penyedia layanan telekomunikasi yaitu Indosat Ooredoo dan Telkomsel sudah sama-sama membentangkan sayapnya dengan jangkauan lebih luas lagi. Sepertinya, kali ini perang dingin yang berkaitan dengan tarif antara Indosat Ooredoo dan Telkomsel semakin memanas dan akhirnya di tanggapi oleh sang menteri.

Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara, akhirnya memberikan tanggapan terkait kasus ini. Tanggapan tersebut disampaikan oleh sang menteri pada peresmian Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.

''Memang bisa kasih pilihan untuk masyarakat, tapi jangan sampai menyesatkan konsumen. Kalo berdagang itu sesuatu yang produknya kompetitif dan terjangkau dari sisi harga bagi masyarakat,'' ujar Rudiantara saat ditemui.

Disebutkan pula oleh Rudiantara bahwa ia telah meminta kepada Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) untuk segera mengklarikasi pada dua operator terkait ini. Rudianto juga telah menemukan adanya dua isu utama pada permasalahan yang saat ini sedang dihadapi oleh dua operator seluler terbesar dan ternama yang ada di tanah air tersebut.

Chief RA, begitu sapaan akrab menteri ini juga masih menyimpan pertanyaan besar mengenai kebenaran tarif dan jaminan kesinambungan yang telah ditawarkan oleh Indosat Ooredoo dan juga Telkomsel.

Tak hanya itu saja, permasalahan lainnya juga terdapat pada cara operator ini dalam mengomunikasikan tarif yang mereka tawarkan, dan perlu dikaji ulang mengenai kesesuaian dengan etika periklanan yang sudah berlaku di Indonesia saat ini.

Rudiantara menuturkan apabila setiap operator tentunya harus memiliki margin yang bisa diterapkan pada industri yang menurut penilaiannya masih memiliki kesempatan untuk berkembang ini. Akan tetapi, sebagai pemerintah, Rudiantara mengaku tidak merasa perlu membuat aturan terkait persaingan antar operator hingga sedetail itu.

''Biarkan saja ada kompetisi, yang perlu diatur itu adalah koridornya, dalam hal ini adalah biaya interkoneksi. Tapi tarif interkoneksi itu sendiri perlu diatur karena menjadi rujukan harga jual,'' tambahnya.

Perang dingin ini ramai diperbincangkan setelah muncul foto kampanye promosi dari pengguna Indosat Ooredoo dengan spanduk yang menyerang Telkomsel. Spanduk itu bertuliskan sindiran terhadap tarif seluler Telkomsel yang dinilai mahal, baik itu tarif SMS, telepon, dan internet, serta mengajak pengguna untuk beralih ke layanan IM3. ***