BENGKALIS, GORIAU.COM - Penyebaran penyakit mematikan HIV/AIDS di Bengkalis sudah sangat mengawatirkan. Tercatat sudah 219 penderita, 84 laki-laki dan 135 perempuan. Harus dilakukan pencegahan yang luar biasa pula, agar penyakit tersebut tidak terus makan korban.

Kenyataan ini diungkapkan Ketua Penanggulangan HIV/AIDS Kabupaten Bengkalis, H Suayatno pada rapat penanggulangan HIV/AIDS di Kantor Bupati Bengkalis, Selasa (4/3). Hadir dalam rapat itu Ketua KPA Riau dr Chandra, Direktur RSUD Bengkalis dr Zulkarnaen, pengurus Yayasan Utama Penanggulangan AIDS serta undangan lainnya.

Para penderita mayoritas kelompok umur produktif, yakni 16 - 64 tahun mencapai 60%. Bahkan katanya, kelompok ibu-ibu rumah tangga akhir-akhir ini mengalami peningkatan.

''Perkembangannya sudah sangat mengkawatirkan. Untuk itu, perlu penanganan yang ekstra dan tentunya harus didukung oleh tenaga yang ekstra pula. Bukan tidak mungkin, tiga atau lima tahun mendatangm jumlahnya akan semakin meningkat jika kita hanya berdiam saja,'' urai Suayatno.

Wakil Bupati Bengakalis in menambahkan, sebagian kalangan masih memandang sebelah mata kepada mereka yang terjangkit HIV/AIDS. Padahal kata Wabup, tidak semua penderita karena pernah melakukan hubungan intim di luar prnikahan atau jajan di luar.

''Banyak cara seserang bisa terkena penyakit menular ini. Bisa dari atau saat transfusi darah dengan mereka yang terkontaminasi virus HIV, atau menggunakan alat-alat  invasive yang terkontaminasi, seperti jarum suntik, piasu cukur,'' paparnya.

Salah satu upaya untuk mencegah peredaran virus mematikan tersebut, masyarakat harus mengetahui terlebih dahulu dengan atau cara apa seseorang bisa terjangkit virus HIV/AIDS.

Pihaknya akan terus mengampanyekan tentang bahaya virus HIV/AIDS serta menghindari perbuatan yang bisa atau menyebabkan seseorang terjangkit virus HIV/AIDS.

Ketua KPA Riau, dr Chandra menambahkan, beberapa langkah yang dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penularan virus HIV/AIDS adalah melakukan screening pada wanita dengan perilaku seksual beresiko, penggunaan kondom dan lainnya.

''Kita juga aktif meminta kepada sejumlah perusahaan, untuk bisa bekerjasama, rutin melakukan pemeriksaan terhadap karyawannya. Cara seperti ini lebih efektif dan mudah terpantau,'' paparnya.(jfk)