BENGKALIS–Pemerintah Kabupaten Bengkalis menyambut positif peluncuran peta mangrove nasional tahun 2021. Dengan adanya peta tersebut, maka bisa menjadi acuan kondisi awal dalam pengambilan kebijakan terhadap ekosistem mangrove secara efektif dan efisien.

Hal itu disampaikan Bupati Bengkalis melalui Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Alfakhrurrazy usai menghadiri acara peluncuran peta mangrove nasional tahun 2021 secara virtual, Rabu (13/10/2021).

Apalagi di Kabupaten Bengkalis menjadi salah satu lokasi terluas target rehabilitasi kawasan pesisir yang masuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mangrove 2020-2021 di Provinsi Riau dengan luas mencapai 1.292 ha.

Peluncuran peta mangrove nasional tahun 2021 digelar di Taman Wisata Alam Mangrove Angke Kapul, Jalan Garden House, Kamal Muara, Jakarta Utara, Rabu (13/10/2021). Dalam acara ini hadir Menko Marves Luhut Pandjaitan sekaligus meluncurkan secara resmi Peta Mangrove Nasional 2021.

Turut hadir Menteri LHK Siti Nurbaya dan sejumlah perwakilan dari Badan Restorasi Gambut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BRIN serta Badan Informasi Geospasial.

Sementara dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis selain Alfakhrurrazy, juga hadir Sekretaris Bappeda Bengkalis Rinto, Kepala Bidang Tata Lingkungan DLH Bengkalis Zulkifli dan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Rati Jusliyanti.

Pemkan Bengkalis menghadiri peluncuran peta mangrove nasional tahun 2021 secara virtual ini di ruang rapat Bappeda Bengkalis.

Dalam peluncuran tersebut, Luhut meminta semua pihak saling bekerja sama untuk melakukan rehabilitasi mangrove di Indonesia. Dia berharap semua pihak yang terlibat mulai dari pemerintah hingga ahli bekerja terpadu agar manfaat dari menanam mangrove di pantai di Indonesia bisa dirasakan.

Sebelumnya Plt. Dirjen Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (PDASRH) KLHK, Helmi Basalamah selaku ketua panitia pelaksana melaporkan, peta mangrove nasional 2021 disusun KLHK bersama Badan Restoirasi Gambut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Informasi Geospasial, BRIN yang didukung Kemenko Marves. Penyusunan peta mangrove telah disusun secara bertahap sejak tahun 2013 dimulai Pulau Jawa, Sumatera hingga Papua pada tahun 2019.

Hasil peta mangrove nasional 2021 adalah memetakan mangrove existing dengan 3 kelas mangrove yaitu mangrove jarang mangrove sedang dan mangrove lebat. Kemudian Peta Mangrove Nasional kali ini terdapat potensi habitat mangrove yang merupakan informasi tambahan yang secara karakteristik sesuai untuk tumbuh mangrove.

Adapun mangrove lebat luasnya 3,1 juta hektar, mangrove sedang luasnya 188 ribu hektar, dan mangrove jarang seluas 54 ribu hektar. Adapun luas potensi habitat mangrove yaitu lahan yang secara karakterisstik sesuai denagn habitat mangrove namun kondisi saat ini tidak terdapat vegetasi mangrove mencapai 756 ribu hektar. Salah satunya adalah tambak seluas 631 ribu hektar lebih atau sekitar 85 persen dari lahan potensi habitat mangrove.***