SELATPANJANG - Kepala Desa (Kades) Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, Aswandi dianggap banyak meninggalkan masalah diakhir masa jabatannya, salah satunya adalah pembangunan jalan menuju pemakaman.

Pekerjaan semenisasi jalan yang berada di Dusun Bunga Tanjung sepanjang 150 meter itu dibangun menggunakan dana desa tahun 2021 dengan anggaran sebesar Rp115.460.000 juta. Saat ini progres pembangunan jalan tersebut mangkrak hanya terealisasi hampir 50 persen atau sepanjang 74,8 meter, sementara uang pekerjaan sudah dicairkan seratus persen.

Hal tersebut dibenarkan Plt Kepala Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (PMD) melalui Plt Kepala Bidang Pemerintahan Desa, Saputra Warisa saat dikonfirmasi mengenai hal tersebut Senin (12/7/2021) siang.

Dia mengatakan pihaknya sudah melakukan pengecekan bersama pihak kecamatan. Diakuinya bahwa benar pekerjaan pembangunan semenisasi jalan tersebut mangkrak akibat ditelantarkan proses pekerjaannya oleh kepala desa.

"Kita sudah melakukan monitoring, minta kepada pihak kecamatan untuk memberikan peringatan kepada Aswandi untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Pekerjaannya belum selesai, namun uang pencairan diambil semuanya," kata Saputra Warisa. 

Dia menegaskan jika yang bersangkutan tidak memiliki itikad baik untuk menyelesaikannya, mereka akan minta untuk menahan uang purna bakti dari kades tersebut sebesar Rp20 juta dan beberapa bulan tunggakan gajinya.

Diakui Saputra, pihaknya memiliki sistem pencairan yang lemah, jika pada umumnya pencairan dana proyek dilakukan sesuai dengan progres pekerjaan. Hal tersebut tidak terjadi di tempatnya dimana pekerjaan proyek belum tuntas tapi dana sudah cair seratus persen.

"Kita tidak tahu juga jika pekerjaan ini belum selesai. Waktu itu kepala desa minta pencairan semuanya dengan alasan lokasinya jauh dari kabupaten ya kita realisasikan. Namun itulah kelemahan di kita, makanya kedepan kita mau garap sistem non tunai, dimana seharusnya dana cair sesuai dengan berapa kebutuhan," ungkapnya.

Plt Kepala Bidang Pemerintahan itu juga mengakui jika saat ini pihaknya belum menyerahkan kasus ini ke Inspektorat, namun masih dalam tahap memberikan peringatan.

"Saat ini kasus tersebut belum kita laporkan ke Inspektorat, namun kita berikan peringatan dulu, kedepannya kita juga akan melakukan audit ulang terhadap semua pekerjaan yang menggunakan dana desa," ujarnya.

Sementara itu, Bendahara Desa Tanjung Peranap, Satriadi mengaku jika dirinya tidak pernah dilibatkan dalam hal pencairan dana desa. Namun ia hanya dilibatkan ketika akan mempersiapkan pengajuan pencairan.

"Aswandi tidak pernah mengajak saya ke Bank, kalau proses pencairan dana desa yang pergi hanya Aswandi lah yang melakukan penarikan. Saya selama jadi sebagai bendahara desa tidak pernah memegang uang desa," ungkapnya.

Penjabat Kepala Desa Tanjung Peranap, Mazlin yang dikonfirmasi melalui telepon selulernya mengaku kebingungan dengan sepak terjang Aswandi yang banyak meninggalkan persoalan di desa.

Menurut Mazlin, mantan Kepala Desa Tanjung Peranap itu sulit dihubungi, sebab ponselnya tidak pernah aktif, begitu juga jika dihubungi via WhatsApp, tak pernah direspon.

"Ketika akan berakhir masa jabatannya, banyak ulah yang dibuatnya, banyak pekerjaan yang tidak terselesaikan. Saat ini terkait kasus pekerjaan jalan menuju pemakaman Suku Akit yang mangkrak itu sudah kita serahkan sepenuhnya ke PMD," ungkapnya.***