JAKARTA - Dari hari Rabu kemarin, Warganet Indonesia (Netizen Indonesia) kompak 'merujak' pengguna Twitter, Instagram dan Channel Youtube dengan nama @MahyarTousi yang dianggap menghina batik. Tousi menyoroti pemakaian batik oleh para kepala negara di gelaran KTT G20, Bali.

"Apa sih yang dikenakan para idiot ini," tulis Mahyar sembari menyematkan foto para kepala negara seperti Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, dan Menteri Pertanian, Zulkifli Hasan.

Namun Mahyar harus menghapus unggahannya itu setelah digeruduk warganet asal Indonesia. Hal tersebut diunggah editor Election Watch, Max Walden dalam akun twitternya. "Orang sayap kanan Inggris menghapus cuitanya setelah dirujak karena mengejek endek/batik. Warganet Indonesia tetap tak terkalahkan," cuitnya.

Dari pantauan GoNews.co di akun Instagram, Twitter maupun Youtube milik Mahyar Tousi, sudah ratusan ribu netizen Indonesia yang mengecam cuitannya. Bukan netizen Indonesia kalau tidak bisa membongkar semua riwayat pribadi sang youtuber. Bahkan, GoNews.co juga sempat mendapat alamat lengkap beserta nomor whatsapp pribadinya.

"Ayo Netizen tunjukkan kekompakan kalian," seru warganet yang membubuhkan nomor whatsapp, alamat email bahkan alamat i rumahnya.

Dilihat GoNews.co pada Kamis (17/11/2022), Mahyar Tousi sendiri sudah mencuit permintaan maafnya di akun medsosnya baik Twitter maupun Instagram. "Sekali lagi, saya mohon maaf atas pelanggaran yang tidak disengaja yang disebabkan oleh tweet yang bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak & Trudeau yang memakainya tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui budayanya," cuitnya.

Bahkan Dirinya juga mengungkapkan, sejumlah pesan telah masuk ke akun whatsapp pribadinya dengan nada ancaman pembunuhan. "Menyusul sejumlah ancaman pembunuhan dan pesan dari warga negara Indonesia dan pejabat pemerintah, saya ingin menyampaikan foto ini yang diposting di media sosial oleh banyak dari kita di Inggris yang telah menyebabkan pelanggaran di Indonesia," urainya.

"Kami biasanya menemukan politisi kami menjadi kaki tangan kelompok dan budaya untuk tujuan PR… ngeri dan berusaha keras. Tidak ada niat untuk menyinggung tradisi budaya mana pun. Kami akan mengkritik politisi bahkan jika mereka mengenakan hoodie London timur hanya untuk "berhubungan" dengan daerah tersebut," lanjutnya.

"Semua budaya dan tradisi memiliki karakteristik uniknya masing-masing dan tidak boleh dihina secara acak, atau dimanfaatkan oleh politisi dan selebritas untuk tujuan mencari perhatian," kata Mahyar mengakhiri.***