PEKANBARU - Meski diguyur hujan, mahasiswa Universitas Riau (Unri) di Jalan HR Soebrantas, Panam, tetap menggelar aksi mimbar bebas untuk menyuarakan kepedulian mereka terhadap terus menurunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit beberapa waktu terakhir.

Menurut salah seorang mahasiswa, Gusti Rahib yang menyampaikan aspirasinya, baik pemerintah maupun masyarakat harus peduli kepada komoditas kelapa sawit.

"Kita harus peduli karena mayoritas penduduk di Riau adalah petani kelapa sawit," kata Gusti Rahib di Pekanbaru, Sabtu (01/11/2018)

Ia juga menyampaikan, bahwa sejak Januari 2018, hingga sekarang perkembangan harga sawit terus mengalami penurunan yang akhirnya mempengaruhi kesejahteraan petani.

November 2018 harga sawit di tengah petani terus mengalami penurunan kurang lebih Rp700 per kg untuk wilayah Sumatera, sedangkan untuk wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat lebih rendah lagi. Jika dibandingkan tandan buah sawit (TBS). Untuk harga terendah yang ada di pulau Sulawesi dan Papua yang hanya sekitar Rp500 per kg.

"Rendahnya harga jual ini tidak sesuai dengan biaya pengelolaan dan perawatan yang dikeluarkan oleh petani. Oleh karena itu, sebagai mahasiswa kami menyuarakan bahwa komoditas yang dulu jadi primadona kini tak lagi di perhatikan. Negara tak lagi menunjukan keberpihakannya dengan tegas dan tak serius hadir mengelola komoditas yang sangat sensitif terhadap kesejahteraan petani," tambahnya lagi.

Selain itu, ia juga menegaskan, bahwa aksi mimbar bebas ini bukan untuk memberontak kebijakan, tapi hanya sebagai aspirasi dari kepedulian terhadap petani terkait harga kelapa sawit yang kian menurun. ***