JAKARTA - Di tengah-tengah kabar gembira pengumuman hadiah istimewa Presiden Joko Widodo tentang pemberian Tunjangan Hari Raya dan gaji ke-13 untuk pegawai negeri sipil dan pensiunan ada keresahan di Kementrian Pemuda Dan Olahraga (Kemenpora).

Puluhan staf di staf khusus Kementrian yang dipimpin oleh Menpora Imam Nahrawi resah karena gaji mereka selama beberapa bulan belum cair.

"Mereka resah karena gaji mereka selama dua bulan diblokir oleh Sekretaris Kemenpora Gatot Dewo Broto. Kebijakan ini sepihak dan sewenang-wenang karena dilakukan mendadak dan tanpa alasan yang jelas," ujar sumber yang menceritakan keresahan dan jeritan hati akibat belum menetesnya gaji staf di Kemenpora selama beberapa bulan ini.

Selain tanpa alasan jelas, kebijakan pemblokiran gaji itu, kata sumber itu, tampaknya tidak sepengetahuan Menpora. Sebab ketika masalah ini ditanyakan kepada Menpora, dia menegaskan segera akan menggelar rapat untuk membahas hal itu.

"Namun sampai kini gaji mereka juga belum cair," ujarnya.

Disebutkan, ada alasan penghematan yang mengemuka tentang pemblokiran gaji itu. Namun tidakan Sesmenpora itu kontradiktif dengan hal yang menyangkut dirinya.

"Kalau tujuannya penghematan kenapa dia justru menghambur-hamburkan anggaran miliaran rupiah hanya buat merenovasi ruangannya," ucapnya.

Ruangan Sesmenpora menurut sumber yang tidak mau diungkap jatidirinya itu disulap seperti apartemen mewah. Ini karena istrinya selalu tidur di kantor mendapingi Gatot bekerja. Setiap hari istri Sesmenpora tidur di kantor.

Lebih lanjut diceritakan, selain memblokir gaji itu, Sesmenpora kerap membuat kebijakan yang menyudutkan para staf honorer itu. Padahal, para staf sudah tertib mengikuti aturan.

"Para staf disuruh mengikuti assesment. Yang tidak ikut dinyatakan kontrak tidak diperpanjang alias di-PHK. Bagi yang lolos assesment disiapkan aturan lainnya yaitu absensi dengan finger print. Anehnya, yang lolos dua aturan itu, gajinya tetap diblokir," tuturnya.

Menurut penuturan staf lainnya, dia bekerja di Kemenpora karena atas permintaan Menpora. Namun dia tidak menyangka dirinya dan beberapa rekan staf lainnya akan mengalami nasib seterpuruk ini.

"Pak Mentri harus tahu kesewenang-wenangan Sesmennya itu," kata staf yang baru diceraikan istrinya karena kondisi yang tidak jelas selama mengabdi di Kemenpora.

Ada lagi kisah staf yang lain yang terpaksa banting stir menjadi pengemudi Gojek setelah terkena PHK. "Ini terjadi di bulan Ramadhan ketika kebutuhan meningkat menjelang Lebaran," ucapnya.***