WASHINGTON - Kasus terinfeksi virus corona di Ameriksa Serikat (AS) diperkirakan bisa mencapai jutaan dengan 200 ribu kematian.

Dikutip dari Republika.co.id, perkiraan itu disampaikan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci.

''Dari apa yang terjadi sekarang, kami melihat 100 ribu hingga 200 ribu kematian. Kita akan memiliki jutaan kasus,'' kata Fauci, anggota gugus tugas virus corona Gedung Putih, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (30/3/2020).

Namun, prediksi tersebut dapat saja berubah, kata Fauci, karena wabah ini merupakan sesuatu yang terus bergerak.

Sampai Ahad (29/3) sore waktu setempat, setidaknya 2.197 orang telah meninggal dan jumlah infeksi meningkat menjadi 125.300, dengan 2.612 pemulihan, menurut data Universitas Johns Hopkins.

Kematian pertama akibat virus corona di AS terjadi pada 29 Februari di negara bagian Washington. Sebanyak 136 orang meninggal di sana. Meski AS memiliki lebih banyak kasus virus corona dibandingkan negara lain, tetapi Italia memiliki angka kematian terbanyak dengan 10.023.

Sementara Spanyol melaporkan 6.606 kematian dengan total lebih dari 78.700 kasus yang terkonfirmasi. China, yang merupakan titik nol dari virus itu, mengikuti Spanyol dengan lebih dari 3.300 kematian dan ada lebih dari 82.100 kasus. Namun kini angka kasus baru Covid-19 di China terus mengalami penurunan.

Pada Sabtu (28/3) kemarin, Provinsi Hubei mencetak rekor untuk tidak memiliki kasus baru selama empat hari berturut-turut. Satu-satunya penularan domestik hanya dilaporkan di Provinsi Henan yang berbatasan dengan Hubei.

Sedangkan Iran, jumlah kematian di sana akibat corona kini mencapai 2.640 dan jumlah total kasusnya melampaui 38.300. Banyak negara telah membatasi penerbangan dari tempat-tempat yang paling terkena dampak dan menerapkan penguncian ketika Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah pandemi dan Eropa sebagai pusat wabah baru.

Jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia melebihi 704 ribu pada Ahad (30/3). Data ini disampaikan sebagaimana yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University yang berbasis di AS. Ada lebih dari 33.500 kematian di seluruh dunia akibat Covid-19. Sebanyak 148.824 orang di dunia yang didiagnosis terinfeksi virus sejauh ini telah pulih.***