TEMBILAHAN -Terdapat penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 113 orang di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). Sehingga jumlah terkonfirmasi aktif 521 kasus, dengan jumlah kumulatif 3.695.

Hal ini berdasarkan data penyebaran Covid-19 Kabupaten Inhil oleh Dinas Kesehatan Inhil pada Selasa (3/8/21) pukul 17.00 Wib.

Rinciannya, kasus konfirmasi positif yang dirawat di RSUD PH Tembilahan sebanyak 18 orang.

Kemudian 3 orang diisolasi di RSU Raja Musa Sungai Guntung, 3 orang di RS Tengku Sulung Pualu Kijang serta isolasi Mandiri dirumah dan Gedung Islamic Center sebanyak 385 orang.

Selain kasus positif, pada hari ini juga terdapat 37 orang pasien sembuh. Sedangkan pasien meninggal dunia terdapat 3 orang dengan jumlah total kumulatif pulang sehat sebanyak 3069 orang dan jumlah komulatif meninggal sebanyak 111 orang.

Ketersediaan Tempat Tidur Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menegaskan ketersedian tempat tidur penanganan pasien Covid-19 di Kabupaten Inhil aman.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada (PH) Tembilahan sebagai tempat rujukan penanganan Covid-19 diklaim masih tersedia dengan tingkat okupansi mencapai 67 persen.

Juru Bicara (Jubir) Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhil, Trio Beni Putra, menjelaskan, total sebanyak 55 tempat tidur yang disiapkan di RSUD PH Tembilahan, saat ini sudah terisi 37 tempat tidur.

“Artinya, kita masih punya cukup ruang untuk menampung pasien Covid-19 di Kabupaten Inhil,” jelas Trio sapaan akrabnya melalui keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

Lebih lanjut Trio menerangkan, tingkat okupansi di RSUD terus bergerak secara dinamis atau fluktuatif.

Sehingga, pergeseran persentase keterisian tempat tidur di RSUD PH bahkan bisa terjadi hanya dalam hitungan jam.

“Terkadang kan ada yang sembuh atau meninggal dan penambahan pasien baru. Tapi, mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan pasien Covid-19 di daerah kita, sehingga okupansi tetap terjaga,” harap Trio.

Trio menambahkan, keberadaan tempat isolasi terpadu di Gedung Islamic Center (IC) oleh pemerintah daerah juga siap untuk mengantisipasi lonjakan kasus covid 19 yang terjadi beberapa waktu belakangan.

“Keberadaan Islamic Center dinilai secara tidak langsung membantu rumah sakit lainnya dalam mengondisikan ketersediaan tempat tidur. Soal tempat tidur tidak menjadi kekhawatiran utama kita,” tuturnya.

Trio juga berharap, penerapan PPKM level 3 di Kabupaten Inhil bisa menjadi instrumen untuk mengendalikan tingkat okupansi tempat tidur di rumah sakit umum tetap berada pada level normal.

Kepala Diskominfopers Inhil ini meyakini PPKM sebagai alasan okupansi tidak menyentuh level urgen, sebab angka di kisaran 70 persen itu masih level normal.

“Yang diperlukan itu antisipasi. PPKM salah satu langkah antisipasi kita agar tidak terjadi lonjakan pasien Covid-19. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga menjadi faktor penting,” tandas Trio.***