JAKARTA - Usai menjuarai turnamen New Zealand Open 2019 dan Australia Open 2019, Jonatan Christie menjadi salah satu harapan besar di tunggal putra bersama Anthony Sinisuka Ginting.

Bagaimana persiapan Jonatan serta apa target dan komentarnya soal calon lawan di Turnamen Bulutangkis Indonesia Open 2019? Simak petikan wawancara Badmintonindonesia.org bersama Jonatan.

Apa saja persiapan yang sudah dilakukan jelang BIO?

Perrsiapannya kurang lebih sama dengan ke turnamen lain, latihan teknik dan fisik. Bedanya kali ini ada waktu yang agak panjang untuk persiapan dan kemarin tim tunggal putra sempat refreshing ke Bali.

Bagaimana ceritanya tim tunggal putra bisa ke Bali bersama-sama?

Sebetulnya tidak direncanakan, tiba-tiba saja. Awalnya Chico (Aura Dwi Wardoyo) ulang tahun, lalu kami bilang ayo makan-makan. Kemudian pelatih (Hendry Saputra Ho) bilang, ke Bali saja. Kami kira bercanda, ternyata serius.

Apa saja kegiatan selama di Bali?

Banyak kegiatan yang kami lakukan bersama-sama seperti makan bareng, jalan bareng, main paint ball, berenang di pantai dan di water boom, kami juga tetap latihan selama di Bali. Mungkin kesannya biasa saja kegiatannya, bisa dilakukan di Jakarta. Tapi kalau di Jakarta kan masing-masing punya kegiatan sendiri dan susah kumpulnya, kalau di Bali kan ada semua, bareng-bareng terus.

Kami bangun pagi pukul 06.30 WIB dan langsung latihan fisik di pantai, latihan juga, tapi suasananya kan beda. Kami juga main bola di pantai, jogging dan makan bareng. Tidak ada sesi sharing sih, karena kan tiap sektor beda-beda interaksinya bagaimana, tapi kami ada sesi hypnotherapy bersama pelatih fisik kami.

Apa manfaat yang dirasakan setelah kegiatan ini?

Lebih fresh ya pikirannya, karena jarak BIO dari turnamen sebelumnya kan cukup lama, sebulan lebih, jadi dengan ke Bali kemaren, nggak monoton latihan terus.

Apa target Jonatan di BIO?

Semua pemain yang ikut pasti harapannya mau juara, tapi kan harus realistis juga. Kalau dari peringkat saya yang ada di Top 8, paling tidak masuk perempat final dulu. Lawan-lawan saya di babak pertama dan kedua itu nggak gampang.

Saya lebih fokus untuk bisa menikmati permainan saya, enjoy, nggak mikirin harus masuk ke babak ini itu, kalau kalah berarti gagal, ini bisa jadi bumerang buat saya.

Memang saya masih belum matang dalam kontrol pikiran, belum seperti Kevin (Sanjaya Sukamuljo)/Marcus (Fernaldi Gideon) yang sudah lebih sering juara. Mereka sudah bisa menempatkan pola pikir yang pas. Misalnya pasang target juara, Kevin/Marcus bisa menempatkan pola pikir yang pas, tapi di pikiran mereka step by step juga, fokus satu-satu ke tiap pertandingan dulu.

Setelah menjuarai turnamen di New Zealand dan Australia, pasti banyak yang berharap Jonatan bisa tampil baik di BIO?

Menurut saya banyak pemain Indonesia yang kans juaranya lebih besar, seperti Kevin/Marcus. Masyarakat punya ekspektasi kepada saya mungkin karena ada hasil positif di New Zealand dan Australia, mudah-mudahan ini jadi doa.

Pasti banyak harapan, Puji Tuhan ini menambah semangat saya dan teman-teman di tunggal putra. Semoga kami bisa lebih berani lagi di lapangan, berani mengeluarkan semua kemampuan kami. Ini tantangan buat saya, target pribadi saya sebenarnya tahun ini mau juara dulu di turnamen level super 750 atau super 1000.

Jonatan akan bertemu Rasmus Gemke (Denmark) di babak pertama, apa yang mesti diwaspadai?

Saya pernah ketemu dia di Indonesia Masters kemarin, dan sempat ketinggalan jauh di game pertama tapi bisa membalikkan keadaan. Tipe main dia sama seperti pemain Denmark lainnya, banyak main dengan tempo cepat, jarang reli seperti (Kento) Momota. Mainnya banyak drive, angkat, smash, jadi saya harus waspada di pola mainnya dia seperti ini. ***