PEKANBARU - Dalam beberapa bulan terakhir, jalan lintas Riau - Sumatera Barat (Sumbar) kerap tertimbun longsor dari tebing yang tergerus air hujan. Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua DPRD Riau, Noviwaldy Jusman meminta agar pemerintah pusat segera bertindak.

Politisi yang akrab disapa Dedet ini menjelaskan, di musim hujan saat ini, tebing di sekitar jalan lintas tersebut sangat rawan longsor. Itulah sebabnya, ia meminta pemerintah pusat untuk merencanakan pembuatan dinding penahan yang akan membuat tebing dan bukit-bukit terlindung dari erosi.

"Jalan tersebut merupakan kewenangan pusat, karena itulah kita berharap agar pemerintah pusat segera membuat perencanaan komprehensif. Di titik-titik mana yang perlu dilakukan retaining wall (dinding penahan) agar tebing-tebing tersebut tidak longsor lagi," ujarnya kepada GoRiau.com di Pekanbaru, Jumat (7/12/2018).

Menurutnya, masih banyak bahan pangan Riau yang berasal dari Sumbar. Karena itulah, ia khawatir jika longsor terjadi lagi, lonjakan harga bahan pokok tidak bisa dihindari.

"Sumber pangan kita banyak yang berasal dari Sumbar, sehingga bisa menimbulkan gejolak harga jika nantinya terjadi longsor lagi. Inilah yang harus kita jaga," jelas Dedet lagi.

Sementara itu, Dedet mengakui, bahwa pihaknya sudah pernah membahas masalah ini kepada Komisi V DPR RI, tetapi masih belum mendapat jawaban.

"Kemungkinan karena keterbatasan anggaran. Tapi saya berharap ini bisa menjadi salah satu prioritas pusat. Karena dampaknya bukan hanya bagi pengguna jalan lintas itu saja, tapi bisa ke lonjakan harga pangan," harapnya.

Sebelumnya, Musibah longsor kembali terjadi di perbatasan Riau dengan Sumbar. Longsor diakibatkan tebing yang tergerus oleh hujan.

Longsor terjadi kilometer 110 jalur lintas barat Kecamatan XIII Kota Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Akibat longsor tersebut, sebagian besar badan jalan tertimbun material longsor berupa tanah bercampur batu dan lumpur. ***