JAKARTA - Siapa yang tidak ingin diving di sembilan titik eksotis di Lembata? Flat Boleng? Ice Factory? Pertamina Pier? Skeleworld? Lewoleba Jetty? China Town? Meeting Table? Barrier Reef? Hingga Crack of Kumba. Underwater tourismnya bukan hanya wow, tapi membuat Anda ketagihan dan ogah pulang! Bagi yang minat diving, di sanalah surganya. Apalagi Pemkab Lembata sudah banyak mulai mencetak tenaga diver lokal yang profesional.

“Kami sudah menggandeng RAID (Rebreather Association International Divers, red) International. Mereka akan memfasilitasi dan melatih sejumlah diver lokal Lembata menjadi diver guide profesional,” terang Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, yang didampingi Kadispar Lembata, Longginus Lega, Kamis (14/7).

Mengapa harus repot-repot menggandeng RAID ? Lembaga pelatihan penyelaman dengan perkembangan paling pesat di dunia? Yang punya kantor satelit regional? Termasuk toko penyelaman dan instruktur yang siaga untuk memberikan jasa penyelaman di seluruh dunia? “Karena kami ingin mengorbitkan underwater tourism Lembata ke level dunia. Kita harus berpikiran global agar cepat naik kelas,” tandas Bupati Sunur.

Untuk urusan sumber daya alam, Sunur mengaku tak khawatir. Alam Lembata menurutnya sudah banyak dikaruniai banyak keindahan. Sebagai salah satu wilayah transisi flora dan fauna antar dua benua, Asia dan Australia, banyak biota laut yang unik nan langka yang bisa dijumpai di sana.

Mau cari apa? Skeleton Shrimp? Makhluk mikro yang menghuni pasir hitam di bawah laut Lembata? Beberapa jenis nudibranch? Semua bisa ditemukan di sembilan dive spot unggulan Lembata. Itu belum termasuk Batu Tara, sebuah pertunjukan spektakuler dari gunung berapi bawah laut yang meletus setiap 20 menit sekali.

Pemandangan letusan tersebut akan menjadi pengalaman wisata yang tidak akan pernah dilupakan pengunjung. Yang perlu digenjot Lembata menurut Sunur, tinggal peningkatan kualitas SDM-nya.

“Kami harus menjadi tuan rumah di daerah sendiri. Jangan sampai ketika ada kebutuhan tamu untuk diving di Lembata, kita harus mendatangkan dive guide dari luar daerah. Ke depan hal itu tidak boleh terjadi lagi,” terang Sunur.

Dalam kerjasama ini, RAID menawarkan rangkaian lengkap program akademik penyelam online dari pemula sampai tingkat instruktur untuk snorkeling, scuba dan freediving. Rencananya, pada tahap I, para Instruktur RAID akan melatih lima orang dari Pemkab Lembata untuk menjadi dive guide. Mereka adalah Polykarpus Kuya, Lodovikus N Atawolo, Marselus Bao Irak, Rofinus Marianus Menteiro, dan Hyronimus D. M Wukak. Kelima orang ini akan mengambil kursus ini dari tingkat Open Water hingga Rescue mulai 18 Juli 2016.

Tempat pelaksanaan pelatihan adalah di Tulamben, salah satu dive spot terbaik di Lembata. Menpar Arief Yahya menyebut Lembata memang dikenal sejak dulu dengan wisata baharinya. Hanya saja syarat 3A sebagai destinasinya masih belum cukup kuat untuk mengimbangi Atraksi yang sebegitu legendaris. "Akses dan Amenitasnya masih belum sekelas dengan Atraksinya, karena itu untuk memajukan Lembata yang harus dipikirkan adalah dua A itu," kata Menpar Arief Yahya di Jakarta.

Tetapi, lanjut Arief Yahya yang mantan Dirut PT Telkom ini, apa yang sedang dilakulan Bupati Sunur untuk menjadikan Lembata sebagai destinasi kelas dunia patut dihargai. Arief Yahya mencontohkan Bupati Banyuwangi yang berhasil mengubah wajah daerahnya menjadi destinasi wisata yang lengkap dan hidup. "Kalau CEO commitment nya kuat, tidak ada yang tidak bisa!" jelas Arief Yahya. (*/dnl)