YOGYAKARTA - Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2019 akan menjadi tulang punggung pembinaan pemain sepak bola usia muda di Indonesia. Pernyataan itu disampaikan Menpora Zainudin Amali pada agenda Sosialisasi Inpres No. 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepak Bolaan Nasional di Ballaroom Hotel Ambarukmo, Yogyakarta, Jumat (11/6/2021).

Menurut Amali, sosialisasi Industri Sepak Bola untuk Indonesia Maju ini bertujuan untuk membangun sinergi dengan sejumlah lembaga terkait. Ada sepuluh kementerian yang mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo melalui Inpres tersebut. Salah satu di antaranya adalah Kemenpora. Dalam Inpres tersebut, ada sepuluh tugas yang diinstruksikan kepada Menpora.

Dia menyebut, salah satu hal yang menjadi perhatian penuh dalam Inpres ini adalah melakukan pembinaan usia dini dan usia muda secara berjenjang.

“Dalam inpres tersebut ada penugasan untuk masing-masing kementerian dan lembaga, khusus kepada kami (Kemenpora), setidaknya ada sepuluh tugas,” katanya.

“Salah satu kesempatan untuk melaksanakan pelaksanaan kompetisi berjenjang, dari usia bawah hingga usia tertentu,” ia melanjutkan.

Selain itu, Menpora menjelaskan akan mempercayakan implementasi Inpres tersebut kepada PSSI. Nantinya, PSSI bakal menjadi program-program eksekutor yang muaranya adalah mewujudkan cita-cita Inpres yang telah diterbitkan sejak 25 Januari 2019 ini. “Tentu kami tidak bisa bekerja sendiri. Sebab, kami harus bekerja bersama-sama dengan banyak pihak, terutama salah satunya federasi,” katanya,

Sementara itu, menurut Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto , hal ini adalah bentuk kehadiran pemerintah dalam memajukan dunia kulit bundar di Indonesia. Dia menjelaskan, PSSI mengusulkan sejumlah ide untuk melaksanakan amanah Inpres tersebut, terutama yang berkaitan dengan poin kedua pembinaan pemain usia dini.

Menurut Iwan, PSSI mengajukan pembinaan pemain di usia sekolah yang nantinya akan disinergikan dengan turnamen tahunan yang sudah ada, yaitu Piala Soeratin. “Usulan dari PSSI yaitu perlombaan kompetisi yang ujungnya nanti akan disambut oleh turnamen usia dini yang digelar setiap tahun, yakni Piala Soeratin U-17 dan U-19,” kata Iwan.

Pemain-pemain muda yang saat ini masih duduk di bangku SMP, katanya, bakal menjadi pemain yang mengisi skuad timnas Indonesia pada Olimpiade 2032. Sebab, Olimpiade 2032 memang menjadi target yang dipatok oleh Presiden Joko Widodo dalam percepatan pembangunan persepakbolaan nasional.

"Kami mengusulkan agar memutar pertandingan yang digelar dari tingkat Kabupaten/Kota di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)," ujarnya.“Pemain-pemain pada usia ini kami diharapkan menjadi tulang punggung timnas Indonesia saat mengikuti Olimpiade 2032,” tambahnya. ***