Allah SWT berfirman : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Alloh melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Alloh, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Alloh Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS.  Al-Baqoroh 261-163).

Setiap manusia pasti akan kembali kepada sang pecipta, begitu juga kita yang beragama islam pasti akan kembali ke pada Allah dan akan di minta pertanguung jawaban kita di hari akhir kelak. Dengan hal itu kita harus mempersiapkan bekal kita untuk menghadap kepada sang pecipta kelak. Hadist riwaya Muslim  no. 1631 “menjelaskan Salah satu amalan yang tidak akan terputus apabila umat islam meninggal dunia ialah salah satunya shodaqotul jariyah atau memberikan harta kita cintai untuk kepentingan umum yang bisa di manfaatkan terus menerus dengan niat ikhlas semata mata hanya mengharap ridha Allah SWT”.

Pelaksanaan atau penerapan sedekah inilah yang akan di pahami atau harus di lakukan umat islam khususnya, banyak di kalangan umat islam saat ini  yang belum memahami hakikat dari bersedekah dan banyak juga masyarakat islam yang bersedekah apabila ada orang yang minta dahulu atau melihat Box kotak infak di depan nya. Namun apakah hal itu harus merupakan tradisi umat islam zaman sekarang, kita lihat banyak nya pembangunan mesjid-mesjid di indonesia saat ini dan sedikit banyak nya kita lihat pembangunan mesjid itu ada yang meminta sumbangan di pinggir jalan untuk melakukan  pembangunan. Tanpa kita sadari penerapan sedekah bukan apabila ada seseorang atau ada yang meminta sumbangan baru kita berseekah. Kita dapat bersedekah kapan pun di manapun selagi kita masih sanggup. Coba kita banyangkan sejenak apabila seluruh umat islam di indonesia bersedekah tanpa memikirkan imbalan dan berharap ridha Allah maka sedikit juga umat islam yang  mengalami kemiskinan.

Tapi ketika kita melihat situasi pada saat ini, di masa-masa pandemi covid 19 banyak yang dari kalangan masyarakat dan para peminpin seperti pemerintah  beserta jajarannya bahkan mahasiswa yang senantiasa bersedekah dan membangun etika di setiap kalangan masyarakat tanpa memandang suku, ras dan budaya. Inilah yang di harapkan penulis seterus nya sifat tolong menenlong yang ada pada jiwa masyarakat kita, dan penulis berharap bukan hanya karna ada kasus pandemi covid 19 ini saja melainkan setiap saat dan situasi apa pun dan kapan mu sifat tolong menolong dan bersedah harus menjadi suatu hal yang berharga bagi kita. Dari hal ini lah kita dapat membangun etika bersosial, karena bersedekah bukan hanya mengharap ridha allah melainkan orang mengenal kita dan sekaligus kita bersilaturahmi. Dengan bekerja bersama membangun keharmonisan di lingkungan sesama masyarakat yang penuh suka duka. Etika sosial bersedekah akan menjadi suatu tradisi yang akan di wariskan pada penerus selanjutnya.

Seperti ayat yang di atas di sampaikan penulis, menghimbau dan menginformasikan bahwasanya bersedekah bukan hanya semata menolong di akhirat akan tetapi Allah akan membalas nya kepada kita dengan berlipat ganda sehingga bukan hanya kenikmatan akhirat yang kita dapat nantinya melainkan kenikamatan dunia yang tidak kita sangka-sangka. Karena bersedekah bukan hanya uang saja melainkan barang ataupun makanan yang bisa di gunakan dan bermanfaat bagi orang lain. Dengan bersedekah membuat kita merasa dekat dengan orang, dengan wilayah bahkan dengan dengan negara sekalipun karna dampak sedekah ini menimbul rasa sosial yang besar dan merupakan salah satu kebaikan yang harus kita emban di setiap diri insan manusia yang memiliki kecukupan.

Berikut penulis akan sampaikan etika bersedekah yang harus di perhatikan oleh kita sebagai masyarakat maupun umat islam pada umum nya :

1. Tidak Menyebut dan Menyakiti Hati Orang yang Menerimanya

Ini adalah salah satu etika utama dalam bersedekah. Terkadang seseorang merasa senang dan bangga terhadap pemberiannya pada orang lain. Bahkan sampai menyebut dan mengungkit pemberiannya dimasa lalu pada orang lain. Secara tidak langsung tentu itu akan menyakiti hati penerimanya. Maka ini tidak hanya salah dalam etika, namun hal ini juga dapat merusak pahala sedekah seseorang.

Allah berfirman :“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (persaan penerima).” (Q.S. al-Baqarah: 264).

2. Bersedekah pada Orang Terdekat

Dalam bersedekah kita juga dianjurkan untuk memberikan harta pada orang terdekat, maksudnya terdekat dari sisi pertalian darah. Maka Islam menganjurkan sedekah kepada keluarga, karib kerabat yang membutuhkan, baru kemudian pada orang miskin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan kepada kerabat ada dua (kebaikan); sedekah dan silaturrahim.” (HR. Ahmad). Dari hadits ini kita bisa lebih memahami bahwa sedekah kepada anggota keluarga dan karib kerabat memiliki keutamaan yang besar. Selain diberi pahala dari sedekahnya, ia juga mendapat ganjaran dari berkah silaturahminya.

3. Bersedekah dengan Harta Terbaik

Dalam bersedekah, sangat dianjurkan agar memberikan harta terbaik kita. Ini menandakan bahwa manusia sebagai makhluk tidak merasa keberatan ketika harta terbaiknya hilang, namun akan merasa sedih tatkala kehilangan kecintaan dari Allah. Sedekah dengan harta terbaik juga memiliki makna pengorbanan dari seorang hamba. Ini membuktikan bahwa ia lebih mencintai Allah dan orang yang diberinya, daripada kecintaan pada dirinya sendiri.

Allah subhana wa ta’ala berfirman, “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan tentang hal itu, sungguh Allah Maha Mengetahui.” (Q.S. Ali-Imran: 92). Dari ayat ini kita dapat memahami bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan orang yang telah berkorban di jalan-Nya.

4. Bersedekah secara Sembunyi-Sembunyi

Salah satu bentuk etika terbaik dalam sedekah adalah dengan melakukannya secara diam-diam. Kita tidak bisa memungkiri bahwa manusia memiliki sifat ingin dilihat dan diakui orang. Dengan melakukan sedekah secara tersembunyi, ini dapat meminimalisir penyakit hati yang muncul saat akan bersedekah.

Allah berfirman, “Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS Al-Baqarah : 271)

Demikianlah beberapa adab dan etika dalam bersedekah. Tentu masih banyak etika lainnya yang harus dilakukan seorang muslim dalam menyedekahkan hartanya. Namun yang terpenting adalah kekonsistenan seorang hamba dalam menyalurkan hartanya sebagai sarana mencari keridhoan Allah. Wallahu a’lam bish-shawab. ***

* Penulis adalah mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Riau.