PEKANBARU – Komisi II DPRD Pekanbaru mengaku sudah gerah dengan banyaknya aduan dari masyarakat yang mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok yang sudah terjadi sejak awal bulan Juni 2022 ini.

Dapot Sinaga, Ketua Komisi II DPRD Pekanbaru mengatakan dalam waktu dekat Komisi II akan memanggil Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru. Pemanggilan ini untuk meminta penjelasan dan solusi atas kenaikan harga sembako ini.

"Faktor cuaca dan gagal panen ditingkat petani selalu jadi penyebab. Kita juga ingin tau apa upaya pemerintah daerah untuk melakukan stabilitas harga agar tidak memberetkan masyarakat," kata Dapot, Senin (20/6/2022).

Sejauh ini komoditi yang mengalami kenaikan adalah cabai, bawang dan juga telur. Bahkan saat ini cabai merah sudah menyentuh Rp120ribu perkilogramnya.

"Kita tidak mau ada oknum yang bermain harga, makanya pemerintah turun dan pastika pasokan aman dan tidak ada oknum yang melakukan penimbunan," terangnya.

Saat ini pengawasan yang ketat harus dilakukan oleh pemerintah, apalagi kurang lebih dalam satu bulan lagi umat muslim akan merayakan hari raya idul Adha.

"Kondisi harga sembako saat ini sudah sangat mahal dan menguras uang belanja masyarakat, apalagi sebentar lagi Idul Adha kita khawatirkan harga sembako terus naik," tegasnya.

Sebelumnya Dainas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru mengakui produksi cabai daerah belum mencukupi kebutuhan di bidang industri, seperti perhotelan dan restoran. Hal menjadi salah satu kelemahan yang membuat pemerintah kesulitan untuk mengendalikan harga cabai.

Kepala Disketapang Kota Pekanbaru, Alek Kurniawan menjelaskan, berdasarkan evaluasi, produksi cabai dan sayur-sayuran hanya mencukupi kebutuhan rumah tangga. Produksi cabai ini di hasilkan oleh kelompok tani dalam binaan Disketapang Pekanbaru.

"Kalau produksi cabai dan tanaman lainnya kita ada seperti yang dihasilkan di kawasan Agrowisata. Kelompok-kelompok tani kita. Tetapi ini hanya untuk menyuplai kebutuhan rumah tangga, belum mampu untuk memenuhi kebutuhan industri," ujarnya, Senin (20/6/2022).

Ia mengatakan, saat ini pandemi Covid-19 sudah mulai berakhir dan industri mulai beraktivitas. Sehingga keran impor untuk cabai harus dibuka, dimana harganya menyesuaikan dari daerah pengekspor.

Namun, Pemko Pekanbaru akan melakukan sosialisasi kepada kelompok tani yang dibina agar dapat melakukan panen cabai secara berkala. Sehingga, hal ini dapat menekan harga cabai bagi daerah.

"Karena petani inikan sekali nanam cabai, nanam semua, sehingga produksi banyak dan harga turun. Begitu harga turun, mereka malas nanam, dan harganya naik lagi," terangnya. ***