JAKARTA - Sebagai rumah produksi Rapi Film membg terkenal produktif sejak berdiri hingga kini, wajar saja kalau PH milik Gope Samptani memiliki banyak cerita film yang melegenda. Salah satunya film Ratu Ilmu Hitam yang pada tahun 1981 dibintang Utami oleh Ratu film Horor Suzana. Film legenda tersebut kini di daur ulang, bedanya cerita disesuaikan dengan era mileineal oleh sang penulis dan juga sutradara Joko Anwar.

"Menulis cerita Ratu Ilmu Hitam karena menantang, itu yang bikin saya semangat. Karena sulit jadi saya ambil. Kalau gampang, nggak semangat," kata Joko saat ditemui usai nobar di bioskop XXI Epicentrum Kuningan Jakarta Selatan, Senin (4/11/2019). 

Kesulitan yang dimaksud Sutradara yang sukses menggarap film Pengabdi Setan tersebut, karena ia harus membuat cerita baru yang tidak berkaitan dengan Ratu Ilmu Hitam versi jadulnya.

Pembuatan cerita itu sudah diputuskan sejak awal dengan sutradara Kimo Stamboel. "Saya senang cerita saya dikerjakan oleh Kimo, salah satu sutradara yang saya kagumi," kata Joko Anwar.

Film yang bakal beredar di bioskop 7 November mendatang ini dibanjiri bintang film berkualitas seperti Putri Ayudya, Hanah Al Rasyid, Ario Bayu, Tanta Ginting, Miller Khan, Yayu Unru dll.

Sementara kisah film Ratu Ilmu Hitam versi terbaru ini bercerita tentang tiga keluarga yang berkunjung ke panti asuhan di luar kota. Hanif (Ario Bayu) diceritakan mengajak sang istri, Nadya (Hannah Al Rashid), dan ketiga anaknya ke panti asuhan tempat ia pernah dibesarkan.

Dua sahabat Hanif saat tinggal di panti asuhan, Anton (Tanta Ginting) dan Jefri (Miller Khan) turut datang dengan mengajak keluarga masing-masing.

Tujuan kedatangan itu untuk bertemu dengan pengasuh panti, Bandi (Yayu Unru) yang sudah tua dan sakit keras. Mereka berkunjung dengan niat memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang mengasuh mereka sejak kecil.

Alih-alih bahagia, malam itu mereka semua malah mengalami berbagai kejadian aneh dan teror. Bahkan. ada orang berilmu hitam dan memiliki dendam yang menginginkan kematian mereka.

"Kalau ada beberapa karakter lama yang masuk dalam film ini adalah bentuk penghormatan kepada film yang lama," jelas Joko Anwar. ***