JAKARTA - Kue Khasidah jadi sebuah film pendek yang dibalut imajinasi di dalamnya oleh Nur Azizah, meraih predikat terbaik dari 17 film pendek Indonesia yang ditaja Viu Digital Film. Film pendek karya anak dari Kabupaten Siak, Riau, ini awalnya untuk mempromosikan penganan khas di daerahnya ke masyarakat luas.

Namun dibalik itu, Film pendek dara cantik ini masuk kurasi VIU Shorts, program dari platform streaming video VIU Indonesia yang memberikan wadah bagi para anak muda untuk mengembangkan bakat di dunia film sambil membawa kearifan lokal.

Penghargaan dari pimpinan Viu Digital Film diterima Gubernur Riau, Syamsuar didampingi Assisten 3 Siak Jamaludin yang mewakili Bupati Siak di CGV FX Sudirman Jakarta, 17 Juli 2019. Prosesi penyerahan penghargaan itu juga disaksikan Ilham Habibi dari Berkarya Indonesia.

"Alhamdulillah, film pendek yang berdurasi kurang lebih 7 menit, kue khasidah dibuat oleh tokoh utama Nur yang mendapatkan pesanan dari Syarifah ini menjadi yang terbaik pertama dari 17 peserta," kata Jamaludin kepada GoRiau.com, Rabu (17/7/2019). 

"Tidak hanya membuat Pemkab Siak sangat bangga, namun Gubri Syamsuar juga ikut memberikan apresiasi kepada sang sutradara film Kue Khasidah ini," katanya menambahkan.

  Menurut Jamal, cerita pembuka film pendek ini Plotnya membawa kisah keseharian yang menunjukkan kue khasidah sebagai penganan yang tidak sembarangan dibuat dan diberikan secara cuma-cuma. Ada pesan di dalamnya.

  Hidangan ini berasal dari Arab. Konon, kue ini merupakan makanan yang disuguhkan hanya untuk para raja. Munculnya pun di momen-momen tertentu, seperti kenduri adat, tunangan, hari raya keagamaan, syukuran hingga prosesi mengantarkan kue ketika orang Riau hendak menikah.

“Kue khasidah itu memang khasnya orang Melayu, dan hanya bisa ditemui saat ada acara pernikahan, khitanan, acara besar dan pesta lainnya. Sutradara sangat pintar mengemas film pendek ini,” ujar Jamal. 

Kue khasidah atau asidah ini memiliki cita rasa khas melayu, yakni mengandung rempah. Kue ini diharapkan hanya dibuat sekali seumur hidup. Bagi pasangan yang akan menikah, kue ini dipercaya sebagai penangkal hawa nafsu dan petunjuk laku kehidupan.

Gubernur Riau dalam kesempatan yang sama mengatakan, proses pembuatan film pendek Kue Khasidah ini sangat singkat. Anak-anak Siak tersebut diberi pelatihan cara membuat film, menjadi sutradara, dan diberi pelatihan membuat skenerio.

“Usai pelatihan mereka langsung membuat film, dan hasilnya film pendek Kue Khasidah karya anak-anak Siak meraih terbaik I. Semoga hal ini dapat menjadi motivasi anak-anak Riau lainnya, apalagi potensi Riau cukup besar,” ucap Syamsuar. (advertorial)