NEW DELHI - Setelah tertunda beberapa kali, empat terpidana pemerkosa gadis dalam bus di New Delhi, India, akhirnya dieksekusi dengan cara digantung pada Jumat (20/3) pagi, waktu setempat.

Dikutip dari Merdeka.com, pejabat penjara Tihar di New Delhi mengatakan, keempat terpidana dibawa ke tiang gantungan pada pagi buta.

Enam terpidana dalam kasus ini menjebak korban yang dikenal dengan sebutan Nirbhaya dalam bus dan memerkosanya. Mereka juga menyiksa korban dengan besi yang membuatnya luka parah sampai akhirnya meninggal dunia 13 hari kemudian.

Satu terpidana lainnya dibebaskan karena di bawah umur dan satu terpidana lainnya bunuh diri di penjara.

Kasus Nirbhaya ini menuai kemarahan di India dan juga di dunia. Masyarakat India pun menuntut perubahan UU untuk memperberat hukuman bagi pelaku pemerkosaan.

Setelah eksekusi, ibu Nirbhaya mengatakan kendati hukuman gantung sempat ditunda, akhirnya putrinya bisa mendapatkan keadilan.

''Keyakinan kami terhadap keadilan kembali,'' ujar ibu korban, dikutip dari The New York Times, Ahad (22/3).

Keempat terpidana yang digantung yaitu Mukesh Singh (32), salah satu pelaku utama dan saudara sopir bus, Akshay Kumar (30), petugas kebersihan bus; Pawan Kumar Gupta (25) seorang pedagang buah yang ikut memperkosa; dan Vinay Sharma (25), instruktur pusat kebugaran. Sementara itu terpidana Ram Singh bunuh diri di penjara pada 2013.

Setelah kasus ini, unjuk rasa besar-besaran terjadi di seluruh India, ratusan ribu anak-anak muda turun ke jalan menuntut hukuman yang lebih berat untuk kasus pemerkosaan, kebijakan yang lebih efektif dan perlakukan yang lebih baik terhadap perempuan.

Perempuan India masih banyak yang mengalami kawin paksa, pelecehan di jalan-jalan dan dibungkam oleh laki-laki di keluarga mereka.

''Kita terus membicarakan perempuan dan kita tidak melakukan apa-apa untuk mendidik laki-laki,'' kata pakar ilmu sosial, Deepa Narayan, yang baru-baru ini menerbitkan buku tentang bagaimana perempuan diperlakukan di India,

''Bahkan polisi dan sistem peradilan, mereka semua bagian dari budaya patriarkal.''

Pemerintah India membentuk komite tingkat tinggi, Komisi Verma, untuk merekomendasikan kemungkinan perubahan pada hukum yang terkait dengan kekerasan seksual terhadap perempuan.

Meskipun beberapa undang-undang tentang pemerkosaan diperberat, masih terjadi sejumlah kasus pemerkosaan yang menghebohkan dunia internasional. Belum lama ini, seorang dokter hewan diperkosa dan dibunuh sekelompok pria di Hyderabad.

India enggan menerapkan hukuman mati. Eksekusi mati terakhir yaitu Yakub Memon, seorang terpidana teroris, pada tahun 2015. Lebih dari 2.000 hukuman mati yang dijatuhkan dalam dua dekade terakhir telah dibatalkan atau diubah oleh pengadilan yang lebih tinggi, sebagaimana temuan sejumlah penelitian.

Namun dalam kasus Nirbhaya, ada banyak tekanan terhadap pengadilan dan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi agar jangan memberikan pengampunan terhadap terpidana. Empat terpidana berulang kali mengajukan petisi demi petisi untuk menunda hukuman mati.

Nirbhaya diperkosa pada 16 Desember 2012 malam. Saat itu dia merupakan fisioterapi magang. Saat kejadian, dia dan seorang teman prianya baru saja keluar dari sebuah mal di New Delhi setelah menonton film Life of Pi. Sebuah bus yang tanpa penumpang menawarkan mereka tumpangan.

Setelah keduanya naik ke dalam bus, pelaku mengunci pintu bus dan menyerang keduanya. Setelah melakukan aksi bejatnya, para pelaku melempar kedua korban ke pinggir jalan.

Teman pria Nirbhaya selamat, tapi Nirbhaya meninggal 13 hari kemudian di sebuah rumah sakit di Singapura.***