JAKARTA - Keberhasilan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali dalam menjalankan tugasnya sejak tahun 2019 sebagai orang nomor satu di olahraga Indonesia mendapat pengakuan. Makanya, Politisi Partai Golkar ini diminta untuk tetap fokus memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Permintaan itu disampaikan Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Binaraga Fitness Indonesia (PP PBFI), Irwan Alwimenyusul pencalonan Zainudin Amali sebagai Wakil Ketua umum (Waketum) PSSI periode 2023-2027 pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan digelar di Jakarta, 16 Februari 2023 mendatang. Bukan hanya itu, Irwan Alwi juga menyayangkan pencalonan tersebut. Alasannya, posisi Zainudin Amali sebagai Menpora merupakan milik seluruh induk organisasi olahraga (PB/PP). 
Bahkan, dia menilai Zainudin Amali sudah cukup baik dalam membangun kepemudaan dan olahraga di Tanah Air. "Kita ketahui, di bawah Pak Menpora Zainudin Amali kita berhasil meroketkan olahraga hingga ke internasional saat Olimpiade Tokyo 2021," ujar Irwan Alwi.

"Saat itu, kita berhasil meraih lima medali (satu emas, satu perak dan tiga perunggu), Pencapaian ini lebih baik dari Olimpiade sebelumnya di Rio, Brasil, kita hanya dapat tiga medali saja (satu emas dan dua perak)," tambahnya. 

Tidak hanya itu, ia juga menyebutkan, di bawah pimpinan Menpora Zainudin Amali, kontingen Indonesia di Paralimpiade Tokyo 2020 juga sukses menciptakan sejarah di mana berhasil mengumpulkan sembilan medali dengan rincian, dua emas, tiga perak dan empat perunggu. 

Ini adalah jumlah medali terbanyak sepanjang keikusertaan tim Merah Putih di ajang Paralimpiade. Sebelumnya, prestasi terbaik Indonesia di Paralimpiade adalah meraih enam medali di Toronto 1976 dan Arnhem 1980.

"Oleh sebab itu, seharusnya Pak Amali fokus saja menjalankan tugasnya di Kemenpora. Karena olahraga Indonesia masih membutuhkan beliau," tuturnya. 

Ia mengatakan, tugas menjadi orang nomor dua di induk cabang olahraga (cabor) itu tidak mudah. Apalagi, cabor besar seperti sepak bola. Ia mengatakan, itu akan menguras tenaga dan pikiran Zainudin Amali. 

"Menjadi pemimpin cabor itu tidak mudah apalagi sebesar PSSI, dikhawatirkan konsentrasi tugas di dua jabatan (Menpora dan Wakteum PSSI) tersebut malah membuatnya tidak fokus dan malah menjadi berantakan dalam menjalankan tugas-tugas di dua tempat itu," tuntasnya. 

"Jadi, saran saya lebih baik Pak Amali fokus menjadi Menpora dan mundur dari calon Waketum PSSI. Atau jika ingin terlibat di sepak bola, Pak Amali yang menjabat sebagai Menpora bisa saja nantinya mendukung penuh apapun program yang dilakukan PSSI kedepannya," sambungnya. ***