JAKARTA -- Seorang pria asal Maryland, Amerika Setikat (AS) bernama David Bennett (57) terpaksa menerima transplantasi (pencangkokan) jantung babi karena tak punya pilihan lain.

Dikutip dari Kompas.com yang melansir CNN, Selasa (11/1/2022), David Bennett memiliki penyakit jantung terminal. Kondisi itu mengharuskan Bennett mengganti jantungnya dengan jantung babi sebagai satu-satunya pilihan yang tersedia saat ini.

Sebab, Bennett dianggap tidak memenuhi syarat transplantasi jantung konvensional atau pompa jantung buatan setelah meninjau catatan medisnya.

''Pilihannya adalah mati atau melakukan transplantasi ini. Saya ingin hidup. Saya tahu kemungkinan berhasilnya kecil, tapi itu pilihan terakhir saya,'' katanya sebelum operasi dalam rilis dari University of Maryland Medicine.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS memberikan izin darurat untuk operasi Bennet pada Jumat (31/12/2021).

Bennet menerima jantung babi yang dimodifikasi secara genetik dalam operasi transplantasi pertama dari jenisnya.

Kini, kondisi Bennet sehat sejak tiga hari menjalani operasi. Dokter Bennett masih perlu memantaunya selama berminggu-minggu untuk melihat transplantasi tersebut berhasil. Dia akan terus dipantau untuk menemukan masalah sistem kekebalan atau komplikasi lainnya.

Dikutip dari New York Times, Senin (10/1/2022), ahli bedah Bartley P Griffith yang menangani Bennet mengatakan, donor jantung dari manusia yang tersedia tidak cukup untuk memenuhi daftar penerima potensial lainnya.

''Kami melanjutkan dengan hati-hati, tetapi kami juga optimistis operasi pertama di dunia ini akan memberikan pilihan baru yang penting bagi pasien di masa depan,'' tutur dia.

Sementara itu, profesor bioetika Universitas New York Art Caplan mengaku sedikit khawatir ketika mendengar berita tentang transplantasi Bennett.

''Saya berharap mereka memiliki data untuk mendukung percobaan ini sekarang berdasarkan penelitian pada hewan mereka,'' katanya.

Caplan menyebutkan, AS saat memiliki kekurangan organ yang untuk transplantasi. Dia pun percaya rekayasa organ-organ hewan adalah solusi.

"Pertanyaannya adalah, bisakah kita sampai di sana dengan bahaya minimal bagi sukarelawan pertama?" tanyanya.

Untuk itu, dia menilai terlalu dini untuk mengatakan transplantasi jantung Bennett sukses. Predikat ini akan datang jika Bennett memiliki kualitas hidup yang baik selama berbulan-bulan, meski masih ada kemungkinan dia bisa meninggal dunia.

''Apa pun hasilnya, penting bagi para peneliti untuk mempelajari sesuatu yang dapat diterapkan pada transplantasi pada masa depan,'' tambahnya.

Caplan juga menyebutkan, harus ada kajian independen terhadap data yang masuk ke dalam keputusan untuk melakukan transplantasi pertama ini.

Masalah etika lainnya adalah seputar persetujuan. Menurutnya, persetujuan harus datang dari orang lain selain pasien, yang kemungkinan besar akan menyetujui operasi jika pasien menghadapi kematian.

Ditulis BBC pada Selasa (11/1/2022), praktik transplantasi organ dari hewan atau dikenal dengan nama xenotransplantasi telah lama dipertimbangkan dalam dunia kesehatan.

Permintaan akan transplantasi katup jantung babi bahkan sudah menjadi hal yang cukup umum di dunia medis.

Pada Oktober 2021, seorang ahli bedah asal New York mengumumkan mereka telah berhasil melakukan transplantasi ginjal babi ke tubuh seseorang.

Harapan sekaligus risiko tinggi

Adanya fenomena transplantasi organ hewan ke manusia ini mungkin bisa dianggap sebagai sebuah solusi atas masalah keterbatasan organ donor yang banyak terjadi di dunia.

Editor Kesehatan BBC Michelle Roberts berpendapat bahawa masih ada jalan panjang untuk menentukan apakah penemuan hebat tersebut bisa menjadi solusi yang tepat atas permasalahan transplantasi organ.

Hati babi secara anatomis memang mirip dengan hati manusia. Meski mirip, keduanya tidak identik.

''Hal ini tidak ideal jika dibandingkan transplantasi jantung donor manusia,'' kata Michelle.

Beberapa masalah besar lain, kata dia, adalah penolakan organ. Sebab, sejumlah babi dikloning dengan gen-gen tertentu yang dihancurkan dan dipelihara sampai mencapai usia cukup besar untuk proses transplantasi.

''Operasi yang dijalani Bennet bisa dibilang sebagai judi. Harapan untuk sukses besar, tapi sebanding juga dengan risikonya,'' kata dia.***