JAKARTA – Pandemi Covid-19 belum usai, sudah merebak pula kasus cacar monyet di beberapa negara, seperti di Kanada, Amerika Serikat (AS), Inggris, Portugal dan Spanyol.

Dikutip dari Merdeka.com yang melansir Al Jazeera, Inggris mendeteksi sembilan kasus cacar monyet. Sementara itu Portugal mengidentifikasi lima kasus dan pemerintah sedang menyelidiki 20 lebih total kasus suspek.

Di Kanada, pihak berwenang menyelidiki 13 kasus di Montreal. Kementerian Kesehatan Quebec mengatakan telah diinformasikan terkait seseorang dengan kasus terkonfirmasi yang pernah bepergian ke Montreal

Spanyol mengeluarkan peringatan nasional setelah 23 orang di Madrid menunjukkan gejala.

Sementara di negara bagian Massachusetts, AS, seorang pria dites positif cacar monyet, kasus pertama tahun ini. Pria ini diketahui baru pulang dari Kanada.

Apa itu cacar monyet?

Cacar monyet biasanya seperti infeksi virus yang menyebabkan demam juga ruam kulit. Ada dua jenis virus cacar monyet: varian Congo yang lebih parah dengan 10 persen kematian dan varian Afrika Barat, yang angka kematiannya 1 persen per kasus. Infeksi cacar monyet di Inggris adalah varian Afrika Barat.

''Secara historis, ada beberapa kasus yang dari luar. Hanya terjadi delapan kali di masa lalu sebelum tahun ini,'' jelas Dr Jimmy Whitworth, profesor kesehatan masyarakat internasional London School of Hygiene and Tropical Medicine, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (19/5).

Bagaimana orang bisa tertular cacar monyet?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), utamanya virus cacar monyet menular ke manusia dari binatang liar seperti tikus dan primata, tapi penularan manusia ke manusia juga memungkinkan.

Penularan manusia ke manusia terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, luka, tetesan cairan pernapasan, dan benda yang terkontaminasi seperti seprai maupun selimut. Mengonsumsi daging yang tidak matang sempurna dan daging olahan dari hewan yang terinfeksi juga berisiko, menurut WHO.

Penularan cacar monyet di Inggris masih menjadi teka teki bagi para pakar kesehatan karena sejumlah kasus yang ditemukan tidak memiliki keterkaitan satu sama lain. Kasus infeksi manusia pertama dilaporkan pada 6 Mei di mana pasien tersebut baru-baru ini bepergian ke Nigeria.

Para pakar kesehatan memperingatkan, jika banyak kasus yang tidak dilaporkan, bisa terjadi penularan yang lebih luas.

Peringatan Badan Keamanan Kesehatan Inggris juga menyoroti kasus terbaru yang dominan menjangkiti pria yang mengidentifikasi diri sebagai gay atau biseksual.

''Kami melihat penularan di antara pria yang berhubungan seks dengan pria,'' kata Asisten Dirjen WHO, Dr Soce Fall.

Seberapa parah?

Meningkatnya temuan kasus cacar monyet salah satunya diduga karena banyak orang telah mulai bepergian setelah pembatasan Covid-19 dicabut.

Walaupun virus ini tidak menyebabkan penyakit yang terlalu parah, cacar monyet merupakan satu keluarga dengan cacar, yang berhasil dibasmi dengan vaksinasi pada 1980.

Vaksin cacar, yang juga melindungi kita dari infeksi cacar monyet, telah dihapus.

Menurut profesor epidemiologi UCLA (Universitas California, Los Angeles), Dr Anne Rimoin, dihentikannya kampanye vaksinasi cacar menyebabkan lonjakan kasus cacar monyet.

Namun para pakar kesehatan meminta masyarakat jangan panik.

''Ini tidak akan menyebabkan epidemi nasional sebagaimana Covid, tapi ini wabah serius penyakit parah dan kita harus menanggapinya dengan serius,'' kata Whitworth.***