JAKARTA - Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Ucok Sky Khadafi mendesak pihak inspektorat keuangan DKI Jakarta membongkar adanya dugaan korupsi pada tender proyek PKN STAN Bintaro.

Menurut Ucok, Pihak Inspektorat dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI harus turun ke lapangan guna melakukan penyelidikan dalam dugaan penyelewengan terkait tender pengadaan sewa peralatan ujian tertulis seleksi penerimaan mahasiswa baru PKN STAN tahun anggaran 2019.

"Sudah seharusnya pihak inspektorat (keuangan) dari DKI turun, dan didampingi Kejati DKI," ujar Uchok kepada wartawan di Jakarta, Senin (13/5/2019).

Menurut Uchok, dalam hal anggaran tidak boleh ada kongkalingkong, yang mengarah pada dugaan korupsi berupa gratifikasi atau memperkaya diri dari jabatan yang diemban.

"Sebab, kalau sudah seperti itu, maka perlu ada upaya penyelidikan, guna menelusuri adanya penyimpangan anggaran," tegasnya.

Seperti diketahui Tahun 2019 ini berbagai proyek pengadaan barang dan jasa, sudah dimulai prosesnya di berbagai lembaga negara, maupun sekolah tinggi kedinasan yang tentunya berkaitan langsung.

Seperti proses tender di Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN), Bintaro, Jakarta Selatan. Dimana sesuai semangat transparansi pemerintah, publik bisa mengetahui proses berbagai tender yang dilakukan.

Berangkat dari keterbukaan informasi ini, kegiatan jurnalisme pastinya berperan penting dalam hal pengawasan. Sehingga proses tender terselenggara dengan jujur, transparan dan akuntable.

Namun anehnya,Kepala Subbagian Administrasi Kerja Sama dan Kehumasan PKN STAN, Inwan Hadiansyah, belum mengetahui persoalan tender yang sudah mulai berjalan sejak bulan April lalu.

"Saya sudah mengkonfirmasi dengan Pak Bambang, di bagian keuangan tidak ada tender sebesar itu. Di PKN STAN paling terkait pengadaan komputer, atau terkait eleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB), dan tidak sebesar itu," kata Inwan kepada wartawan di PKN STAN, Jumat (10/5/2019).

Kendati demikian, Inwan tidak menghalangi wartawan untuk kemudian hari, mencari tahu langsung ke bagian keuangan PKN STAN.

"Kepala bagian keuangan dan umum PKN STAN, Pak Bambang Juli Istanto," ujar Inwan.

Kemudian melalui pesan WhatsApp Inwan berkilah bahwa tidak ada tender di PKN STAN dengan nilai Rp 19 Triliun. Padahal sudah jelas awak media tidak pernah menyebutkan angkat tender Rp 19 Triliun, tapi Rp 19 Miliar, Minggu (12/5/2019).

Diketahui tender pengadaan sewa peralatan ujian tertulis seleksi penerimaan mahasiswa baru PKN STAN tahun anggaran 2019, berdasarkan informasi yang dipublish melalui webite www.lpse.go.id. politeknik bergengsi tersebut melakukan proyek pengadaan sewa peralatan tertulis tahap tender saat ini, nilai pagu paket Rp 19.060.499.000,00 (sembilan belas miliar, enam puluh juta, empat ratus sembilan puluh sembilan ribu rupiah) dan anehnya lagi hari ini website tersebut tidak lagi dapat diakses.

Terdapat 41 peserta tender, disebutkan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan tidak masuk dalam daftar hitam pengalaman pekerjaan.***