TIDAK merasakan kedamaian dalam jiwanya saat menganut agama sebelumnya, membuat wanita asal Inggris ini mencoba mempelajari agama lainnya. Sampai akhirnya dia mempelajari Islam dan meyakininya sebagai agama yang benar.

''Saya mengejar semua doa saya. Kemudian saya berlutut dan saya mengucapkan syahadat. Itu pengalaman di mana saya telah merasakan kehadiran Tuhan,'' tutur bule berparas cantik asal Inggris itu, seperti dikutip dari Viva.co.id yang melansir dari kanal Youtube Barat Bersyahadat.

Wanita ini mengaku tidak merasakan kehadiran agama dalam dirinya sejak kecil. Saat usianya 10 tahun, orang tuanya bercerai. Dia kemudian tinggal bersama ayah dan ibu tirinya. Sejak itulah dia diajarkan tentang Saksi Jehovah, yakni salah satu sekte kekristenan. Ayah dan ibu tirinya kerap memberikannya pengetahuan soal agama tersebut, termasuk mengenai perilaku sehari-hari.

Dia pun mulai percaya akan adanya Tuhan, tetapi merasa belum menyatu dengan agama tersebut.

''Saya percaya pada Tuhan sejak usia itu. Saya hanya tidak yakin di mana saya akan cocok, di agama mana saya yang tidak tahu,'' tuturnya.

Memasuki libur musim panas, ia mencoba berbaur dengan kaum muda lain untuk menjadi sukarelawan. Saat itu menjadi momen pertamanya berkenalan dengan teman-teman beragama Islam. Ia bahkan mengaku berteman baik, namun hanya sebatas itu dan merasa tak perlu melanjutkan perihal pembicaraan soal agama lantaran masih memandang buruk soal Islam.

Pengalaman tersebut menjadi kenangan pertamanya dalam berkenalan dengan Islam. Di sisi lain, ia mulai merasakan perbedaan dari teori dan penerapan pada agama yang ia yakini. Salah satunya soal pola makan. Dalam kesehariannya, ia dan keluarga mengonsumsi daging babi yang mana seharusnya tak diperbolehkan dalam agama tersebut.

''Saya membaca dalam Alkitab bahwa tuhan telah jelas mengatakan kepada Musa bahwa kita tidak boleh makan babi. Ketika saya bertanya tentang itu kepada saksi-saksi Yehuwa, mereka berkata 'oh ya', tapi kemudian hal itu diabaikan saja,'' kenangnya.

Ada larangan makan babi dalam Alkitab, namun diabaikan umat Kristen terus mengganggu pikirannya. Apa lagi penjelasan pemuka agama yang dianutnya ketika itu tidak memmuaskannya. Hal itu pulalah yang mendorongnya mempelajari agama lain.

Ia juga kerap berpikir bahwa agama berkaitan erat dengan warna kulit. Sebab, ia cenderung melihat Muslim umumnya berkulit cokelat dan Nasrani didominasi mereka yang berkulit putih.

''Saya masih berpikir Islam bukan agama bagi saya. Saya benar-benar berpikir bahwa orang kulit coklat adalah Muslim dan orang kulit putih adalah Kristen,'' ujarnya.

Wanita ini mengenal Islam saat di perguruan tinggi ketika berusia 21 tahun. Bermula saat ia bermain hoki dengan gabungan tim yang didominasi orang Muslim. Ia merasakan kehangatan dari cara berteman tersebut. Percakapan yang santai berubah menjadi serius saat membicarakan soal Islam.

''Saya sudah memutuskan pada titik ini saya percaya pada Muhammad SAW, bahwa dia adalah seorang nabi dan bahwa dia berada di urutan terakhir,'' ucapnya.

Selama berbulan-bulan ia masih terus mencari tahu soal Islam. Ia kemudian memutuskan untuk bertemu lagi dengan temannya dari grup hoki es dan pembicaraan itu membuahkan hasil.

Ia akhirnya mengetahui bshwa ajaran Islam juga melarang memakan daging babi dan umat Islam benar-benar mematuhi larangan itu. Sehingga semakin yakin bahwa Islam adalah agama yang benar.

''Benar-benar memantapkan bahwa sebenarnya Islam adalah tepat untuk saya,'' katanya.

Namun hati kecilnya masih dibingungkan soal warna kulit dan agama yang harus diyakininya. Sebab, ia merasa penampilan fisiknya dengan warna kulit putih dan rambut pirang tak cocok untuk agama Islam. Tetapi akhirnya ia menemukan kisah perjalanan seorang mualaf bule lainnya yang mengetuk pintu hatinya. Ia pun lantas memutuskan bersyahadat dengan bantuan temannya yang Muslim.

Dia memutuskan memeluk Islam tahun 2020 lalu, saat pandemi Covid-19 melanda dunia.

''Saya merasa Tuhan melihat saya dan saya merasa Dia menerima saya sebagai Muslkm. Tidak masalah apa warna kulit saya, apa warna rambut saya, dari mana saya berasal. Inilah kini agama saya,'' tegasnya.

"Memiliki pengalaman di mana Anda telah merasakan kehadiran Tuhan dengan Anda, Anda akan mengerti bahwa perasaan itu luar biasa. Saya selalu kembali ke Tuhan, bila merasakan goyah dalam iman,'' pungkasnya.***