JAKARTA - Bank Indonesia (BI) masih menghitung resiko terkait dampak virus korona terhadap perekonomian Indonesia. Apalagi hubungan neraca dagang antara Tiongkok dengan Indonesia cukup signifikan.

“Ya terlalu singkat kalo kita bilang sebagai dampak yang permanen, tapi kan sekarang positif berita cukup bagus bahwa ada indikasi vaksinnya sudah ditemukan,” ungkap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dodi Budi Waluyo di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2/2020) kemarin.

Virus korona ini disebut tidak mempengaruhi perdagangan global secara signifikan. Jika terpengaruh pun, ia memprediksi akan pulih dalam waktu kurang dari setengah tahun.

“Sentimen ini belum mempengaruhi sih perdagangan global melambat maupun ekspor impor berkurang, kita masih belum bisa langsung mengatakan ini berpengaruh besar, kita mengasumsikan akan pulih dalam waktu cepat (jika terpengaruh), 3 sampai 6 bulan,” tuturnya.

Langkah yang diambil pemerintah agar Indonesia perekonomiannya tidak terdampak signifikan adalah dengan kebijakan impor yang terbuka. Ia merasa hal itu dapat menjadi salah satu faktor untuk memperlambat dampak virus korona terhadap perekonomian Indonesia.

“Kalo dampak ke pasar keuangan rupiah masih stabil jadi jangan lihat sebagai risiko ya, jangan lihat ini permanen, masih terlampau singkat menjadikan ini skenario pelemahan,” tuturnya.***