PEKANBARU - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau berhasil menyelamatkan seekor anak beruang madu (helarctos malayanus) yang terjerat di jeratan yang terbuat dari benang nilon di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

''Anak beruang ini terkena jerat jeratan yang terbuat dari benang nilon di kakinya,'' kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Suharyono di Pekanbaru, Jumat 27 Maret 2020.

Ia menjelaskan upaya penyelamatan berlangsung pada Rabu (25/3) dan Kamis (26/3) 2020. Tim ''rescue'' BBKSDA Riau dibantu oleh Polsek Kerumutan Selatan dan beberapa masyarakat melakukan penyelamatan. Lokasi tepatnya di Desa Ringin, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu.

Menurut Suharyono, berawal pada Rabu (25/3/2020), Tim BBKSDA mendapat Informasi dari masyarakat Desa Ringin adanya satwa liar jenis beruang madu yang masih anakan di perkebunan kelapa sawit masyarakat. Beruang itu dalam kondisi terjerat.

Tim langsung bergerak menuju lokasi. Namun kondisi sudah malam dan sulit melakukan tindakan karena risikonya terlalu besar.

Tim sempat melakukan pengecekan melihat kaki depan anak beruang yang terkena jerat terbuat dari tali nilon. Tim juga mendapati induk beruang terlihat masih ada di sekitar anaknya yang terjerat.

“Saat itu tim kesulitan untuk melakukan pelepasan dikarenakan masih ada induk beruang yang menunggu di tempat tersebut, ” katanya.

Tim memutuskan untuk mundur, dengan pertimbangan, hari sudah malam dan berisiko tinggi. Tim memutuskan untuk melanjutkan evakuasi esok harinya sekaligus menunggu bantuan tim medis dari BBKSDA Riau.

“Tim memberikan edukasi dan penjelasan kepada kepala desa, agar dapat menghimbau masyarakat tidak ada lagi yang memasang jerat untuk jenis satwa apapun, karena hal itu telah dilarang oleh pemerintah,” katanya.

Keesokan harinya (Kamis, 26/3/2020), tim bersama Polsek Batang Gangsal dan masyarakat melanjutkan evakuasi. Setelah terlebih dahulu mempersiapkan peralatan medis. Langkah awal yang dilakukan adalah menghalau induk beruang yang masih menunggu anaknya.

Setelah induk beruang menjauh, tim segera melakukan penanganan terhadap anak beruang yang terjerat dengan cara memegang tubuh satwa secara bersama-sama.

“Tanpa pembiusan lalu memotong simpul yang mengikat kaki depannya,” katanya.

Setelah kaki kiri depan satwa terbebas dari jeratan tali tambang jenis nilon, tim terlebih dahulu melihat kondisi luka pada kaki anak beruang.

Karena kaki yang terjerat tidak luka, masih superfisial atau lecet saja, maka tim medis merekomendasikan untuk dapat melepas satwa tersebut untuk kembali pada induknya.

“Berdasarkan pemantauan tim, anak beruang yang berumur sekitar satu tahun itu langsung berlari dan kembali bersama induknya,” katanya.

Tim bersama anggota Polsek dan masyarakat langsung melakukan penyisiran jerat yang ada di sekitar kebun sawit tersebut, dan berhasil mendapatkan tiga unit jerat tambang nilon, demikian Suharyono. ***