LHOKSEUMAWE - Banyak anak muda yang masih beranggapan bahwa menjadi pebisnis sukses adalah soal bakat. Karena cara berpikir ini pula mereka mengurungkan niatnya untuk menjadi pengusaha.

“Banyak anak muda yang gagal karena merasa dirinya tidak berbakat. Mindset seperti ini merupakan sebuah kekeliruan bahkan menjadi penghalang  bagi seseorang untuk menggapai kemajuan hidup,” kata motivator Lailan Fajri Saidina, saat memberi materi pada acara in house training entrepreneurship, di aula Ayam Penyet Pak Ulis, Lhokseumawe, Selasa (8/11/2016).

Menurut pendiri Lembaga Konsultan Psikologi Tandaseru ini, banyak sekali peluang pasar baru yang bisa direbut dengan memanfaatkan skill yang dimiliki masing-masing peserta pelatihan di bidang otomotif, furniture dan IT. “Namun peluang pasar itu hanya akan terlihat jika kita bersedia terlebih dahulu mengubah mindset dan mental dari domain pencari kerja ke mental wiraswasta,” katanya.

Dengan menggunakan pendekatan psikologis dan metode pelatihan yang interaktif, kata Dia, diselingi fun games dan simulasi, sangat membantu peserta menangkap spirit dari materi pelatihan. “Selain itu kita bisa mempertahankan antusiasmenya. Peserta perlahan-lahan digiring untuk menginternalisasikan 7 mindset seorang enterpreneur,” katanya.

Ke 7 Mindset enterpreneur itu adalah jujur, berorientasi pada action, fokus pada eksekusi, berpikir simpel, selalu mencari alternatif dan peluang baru, memanfaatkan peluang, serta rajin membangun silaturrahmi (jaringan pasar).

Salah satu peserta in house training entrepreneurship, Edi, mengaku beruntung bisa ikut pelatihan seperti ini. Namun dirinya sering mengalami motivasinya lenyap setelah kembali ke tempat tinggalnya. Menyikapi hal itu, Lailan menyarankan agar selalu mencari komunitas dan bergaul dengan orang-orang positif yang mendukung stabilitas motivasi dan emosi untuk berkarya.

“Karenanya  penting menciptakan iklim dan lingkungan baru yang saling mendorong satu sama lain, serta proaktif  mencari mentor privat dari kalangan pelaku usaha untuk mengasah dan memanfaatkan skill yang ada menjadi sumber penebar manfaat sekaligus sumber pendapatan,” ujar Lailan.