PANGKALANKERINCI - Meskipun arus zaman semakin kuat menggeser masyarakat, beberapa tradisi masih kuat dipegang teguh dan masih terus dilaksanakan oleh masyarakat di Kabupaten Pelalawan, Riau. Pelalawan khususnya dikenal sebagai daerah yang kaya akan tradisi, adat budaya yang diwariskan secara turun temurun, dari generasi ke generasi.

Dibeberapa daerah di Kabupaten Pelalawan, memiliki tradisi yang cukup unik dalam menyambut datangnya bulan Ramadan.

Misalnya di Kecamatan Pelalawan, dalam rangka menyambut datangnya bulan puasa masyarakat disana terbiasa melakukan sebuah tradisi yang biasa disebut dengan Mandi Balimau Sultan. Kita tahu, di Kecamatan Pelalawan merupakan tempat keberadaan kerajaan Pelalawan dengan istananya yang disebut Istana Sayap Pelalawan.

Menurut penuturan masyarakat disana, Mandi Balimau Sultan telah dikenal dan dilakukan secara turun temurun oleh keluarga kerajaan serta masyarakat Pelalawan sejak dahulu kala.

Meski zaman telah tidak lagi kuno dan telah berubah moderen, namun tradisi Mandi Balimau Sultan masih terus dilakukan oleh masyarakat di Kecamatan Pelalawan, setiap akan datangnya atau masuknya bulan Ramadan.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/10062016/2balimaujp-4728.jpgDatuk Setia Amanah menuju lokasi acara Mandi Balimau Kasai Potang Mogang.

Agar tidak lagi penesaran dengan tradisi menyambut datangnya Ramadan, kali ini GoRiau.com akan mengupas sedikit cerita tentang Mandi Balimau Kasai Potang Mogang di Kecamatan Langgam, yang pada tata cara pelaksanaannya sangat penuh dengan kesakralan.

Masyarakat disana selalu rutin menggelar tradisi upacara Mandi Balimau atau bentuk penyucian diri sebelum menyambut datangnya bulan suci Ramadan, yaitu Mandi Balimau Kasai Potang Mogang.

Dalam tradsi masyarakat Langgam, Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dianggap sebagai upacara sarana penyucian diri lahir maupun batin dan juga sebagai bentuk ucapan rasa syukur dan ungkapan kegembiraan dengan akan segera datangnya bulan Ramadan.

Masyarakat Pelalawan khususnya di Kecamatan Langgam memiliki keyakinan bahwa kasai dapat mengusir berbagai macam penyakit kedengkian yang tertanam dalam hati manusia selama bulan Ramadan.

Tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang telah berlangsung selama ratusan tahun yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakatnya. Menurut cerita masyarakat setempat, tradisi ini berawal dari kebiasaan Raja di zaman terdahulu. Dalam bahasa setempat, balimau berarti mandi dengan menggunakan air yang dicampur jeruk atau limau. Sedangkan kasai berarti wangi-wangian yang biasanya dipakai masyarakat setempat untuk keramas.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/10062016/3balimaujp-4727.jpgUpacara adat Togak Tonggol yang dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu dalam acara Mandi Balimau Kasai Potang Mogang di Langgam.

Dalam pelaksanaanya, upacara Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dimulai dengan acara makan bejambau (makan beradat, red) bersama para pemuka adat, batin, ninek mamak, serta tokoh masyarakat dan para alim ulama. Sebagai tempat pelaksanaan Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, selalu rutin digelar di tepian Sungai Kampar yang membelah wilayah Kabupaten Pelalawan, yakni di Anjungan Ranah Tanjung Bunga.

Sebelum prosesi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan upacara Togak Tonggol sebagai pembuka, yang dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu. Tonggol merupakan sebuah bendera simbol kebesaran suku-suku masyarakat adat di Langgam yang dikibarkan di atas tiang panjang yang berasal dari bambu.

Pengibaran bendera kebesaran tersebut merupakan suatu pertanda atau bentuk pengungkapan bahwa suku pemilik tonggol tidak memiliki permasalahan ataupun persoalan apapun di dalam adat mereka. Oleh karena pentingnya pesan tersirat dalam bendera tersebut, maka dalam setiap acara adat, tonggol harus selalu dikibarkan.

Karenanya suku tersebut berhak didalam adat untuk menegakkan tonggol pada acara-acara adat seperti Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, maupun pada upacara pernikahan dan lainnya. Setelah Togak Tonggol selesai dilaksanakan, maka selanjutnya warga yang hadir akan beramai-ramai masuk ke sungai untuk mandi bersama-sama.

https://www.goriau.com/assets/imgbank/10062016/4balimaujp-4726.jpgTepian Sungai Langgam, Anjungan Ranah Tanjung Bunga, lokasi dilaksanakannya Balimau Kasai Potang Mogang.

Dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1437 H, masyarakat adat di Kecamatan Langgam menggelar tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dimana masyarakat setempat selalu melaksanakannya sekali dalam setahun. Tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang merupakan kebudayaan asli masyarakat Langgam yang tetap lestari dan masih tetap terjaga keaslianya sampai saat ini.

Biasanya, sebelum hari pelaksanaan Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, empat hari sebelumnya sudah dilakukan sederet rangkaian acara untuk menyemarakkan acara Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dalam menyambut kedatangan bulan suci Ramadan.

Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan antara lain pentas seni dan ziarah kubur. Untuk pelaksanaan ziarah kubur, dimana pada rangkaian ini masyarakat Langam secara bersama-sama mendatangi makam untuk melakukan ziarah, sambil membersihkan makam dan memanjatkan doa bersama.

Usai pelaksanaan ziarah kubur kegiatan dilanjutkan dengan seminar adat yang digelar di balai adat Langgam dan diikuti oleh seluruh ninik mamak, pemangku adat se Kecamatan Langgam. Dimana seminar ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman ninik mamak dan pemangku adat mengenai hal-hal yang bersifat adat istiadat.Dan pada rangkaian acara selanjutnya digelar Tabliqh Akbar yang disusul puncak kegiatan Mandi Balimau Kasai Potang Mogang yang dilaksanakan di Balai Ranah Tanjung Bunga.

Dalam susunan agenda kegiatan Mandi Balimau Potang Mogang, seperti pada tahun-tahun sebelumnya untuk menyemarkkan tradisi Mandi Balimau Kasai Potang Mogang, pihak penyelenggara selalu rutin mengadakan lomba sampan hias. Selain untuk memperebutkan hadiah juga untuk memberikan suasana yang meriah dan semerak serta memberikan hiburan menarik kepada para pengunjung.

Bupati Pelalawan, HM Harris yang bergelar Datuk Setia Ama­nah mengaku sulitnya mengangkat berbagai adat tradisi yang telah lama dilupakan atau terlupakan oleh mas­yarakat adat.

Untuk menggali kebiasaan adat serta mengingatkan kepada anak keponakan diperlukan kerja ke­ras, pemangku adat yang bergelar mamak dipersukuan senantiasa bersinergi dengan anak keponakannya, mamak dalam persukuan harus mengembalikan peran dan fungsinya.

Menurut Datuk Setia Amanah, Mandi Balimau Kasai Potang Mogang merupakan tradisi yang secara turun-te­mu­run yang telah dilakukan mas­yarakat Melayu khususnya masyarakat di Kecamatan Langgam, setiap kali memasuki bulan Ramadan.

Dikalangan masyarakat kegiatan tersebut diberikan nama Potang Mogang, yang inti dari hajatan tersebut untuk memeriahkan serta bersuka cita memasuki menyambut bulan penuh berkah.

Pada suatu kesempatan itu, Datuk Setia Amanah mengingatkan kepada para pemangku adat untuk senantiasa melestarikan kebia­sa­­an lama, atau istilah di masyarakat setempat ‘mengangkat batang tarandam’. Kebiasaan adat yang saat ini mulai luntur di tengah-tengah mas­ya­rakat, banyak permasalahan yang terjadi di tengah masya­ra­kat adat, seperti silang sengketa antara anak keponakan dengan mamaknya. Mamak terkesan tidak lagi disegani anak-keponakan dan begitu sebaliknya.

"Kita berharap masyarakat Pelalawan bisa terus menjaga dan melestarikan adat istiadat Pelalawan, Pemerintah Daerah mendukung penuh pelestarian adat istiadat kita," kata Datuk Setia Amanah.

Rangkaian pembukaan acara mandi Balimau Kasai Potang Mogang tahun ini, diawali saat Datuk Setia Amanah beserta rombongan mengantarkan para datuk dari balai kepenghuluan adat Langgam menuju Balai Anjungan Tepian Ranah Tanjung Bunga. Selanjutnya dilaksanakan upacara adat Togak Tonggol yang dipimpin oleh Datuk Rajo Bilang Bungsu dan disaksikan HM Harris selaku Payung Negeri Langgam.

Datuk Setia Amanah melakukan prosesi terakhir Mandi Balimau Kasai Potang Mogang dengan memandikan Camat Langgam, Datuk Rajo Bilang Bungsu dan Imam Masjid Raya Langgam serta Datuk Batin Palabi desa Gondai dan diikuti oleh masyarakat.***